[quote]Oleh Mustafa A Glanggang[/quote]

Kuda hitam mengandung makna ganda. Di dunia olahraga, tim kuda hitam julukan untuk tim tangguh yang diperhitungkan tampil sebagai juara. Di dunia politik, kuda hitam dianggap sebagai sosok alternatif yang diyakini mampu mengemban aspirasi rakyat serta menjadi harapan masyarakat untuk memperbaiki keadaan.

Akibatnya, ‘kuda hitam’ ini sering menjadi sumber pemberitaan pers, diburu dan mendapat tempat istimewa di kalangan jurnalis. Lalu, kenapa disebut kuda hitam? Bukankah, warna bulu kuda itu sama saja, apakah hitam, putih atau kuning langsat. Hanya saja, faktor pemaknaan yang membuat beda satu sama lain.

Bicara soal kuda memang selalu menarik. Lihat saja masyarakat di dataran tinggi Gayo, yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tengara mengumpulkan 162 ekor kuda untuk ikut olahraga tradisional berupa pacuan kuda. Ternyata animo masyarakat memadati lapangan bola kaki Blangkejeren, Aceh Tangga, yang berakhir 30 november 2012 lalu cukup tinggi.

Saking pentingnya perlombaan itu, secara khusus, di lapangan Kota Takengon, setiap tahun (tepatnya bulan Agustus) selalu digelar olahraga pacuan kuda dalam rangka memeriahkan HUT RI. Lomba ini sudah menjadi agenda tetap pemerintah setempat.

Dalam sejarahnya juga, para pengemar olahraga berkuda ini pernah mengelar pacuan kudan di Kota Bireuen, pada awal tahun1970-an. Lokasinya pada bekas lapangan terbang. Di lapangan ini pernah mendarat pesawat Dacota alias Garuda 001 pada masa awal-awal kemerdekaan RI. Saat itu, Presiden Soekarno dalam perjalanan dinas melalui udara dan disambut oleh Mayor Jenderal Trituler Tgk Muhammad Daud Beureueh.

Lapangan yang digunakan untuk even pacuan kuda di Bireuen itu, kini sudah dibangun dengan megah Kantor Pemerintah Kabupaten Bireuen. Nama Nurdin Nyak Balee, komentator yang mengomentari aksi kuda dikendalikan joki sangat terkenal saat itu. Namun, yang tampil sebagai juara jelas bukan kuda hitam.

Begitulah kuda, binatang piaraan yang tergolong jinak. Ada juga kuda yang diperankan oleh dalang dalam acara tarian, namanya kuda lumping. Kuda ini mengisahkan budaya leluhur dari pulau Jawa. Kenapa harus diistilahkan dengan kuda hitam? Jelas ini tidak merujuk pada warna. Sama halnya seperti disebut istilah “kambing hitam”. Hanya yang membedakan, kalau sesorang atau sebuah klub atau tim tertentu dinobatkan kuda hitam. Nilai kandidat dan klubnya menjadi nilai plus dan bergensi.

Akan berbeda bila disebut kambing hitam. Maka prediket miring dengan nilai negatif itu pun melekat pada objek yang dituju itu. Berarti sebutan kuda hitam jauh lebih bergengsi. Karena simbol kuda itu sendiri bisa dimaknai kecerdasan, kebebasan, dan kekuatan. Bahkan dalam kamus Cina kuno diterjemahkan shio kuda juga bersifat cerdas, mandiri dan berjiwa merdeka.

Pada zaman Yunani dan Romawi kuno kuda itu selain berfungsi sebagai alat membajak sawah ladang mereka, juga penganti alat transportasi. Yang paling ekstrem lagi para raja-raja zaman itu, kuda juga dilatih aebagai alat untuk berperang melawan musuh sekaligus mempertahankan kekuasaan para raja-raja. Sekaligus juga kuda itu difungsikan sebagai alat olahraga bergembira yang diperlombakan sambil mereka taruhan berjudi secara besar-besaran.

Cerita tentang kuda memang menarik sekali. Apalagi bila dikaitkan dengan vitalitas kaum pria, sangat bangga bila disebut kekuatan lari meraton sama dengan kekuatan kuda. Begitu juga dalam permainan catur, karena langkah kuda hitam di atas papan catur, bisa membuat lawan tanding kebingungan. Hal ini terjadi, karena jalan kuda sifatnya menyamping alias berputar.

Dalam hal ini pengamat catur cenderung mengartikan, langkah kuda, salah satu jalan menerobos pertahanan kerajaan, yang dijaga ketat oleh para pion-pion, benteng dan gajah. Langkah kuda adalah langkah ‘jurus mabuk’ yang membuat posisi raja terancam. Karena gerak raja sulit diprediksi. Dalam teori papan catur, ada ahli strategi yang menyusun langkah-langkah para prajurit, kapan harus menyerang, kapan harus bertahan.

Di medan tempur melawan musuh, keberadaan kuda menjadi sangat penting. Langkah kuda sering mengoyahkan pertahanan raja. Karena sulit ditebak melalui arah mana mereka merebut tahta kerajaan yang selalu didampingi perdana menterinya. Bila raja sudah tumbang dalam permainan catur, maka selesailah permainan itu.

Itulah permainan politik catur yang dipopulerkan di negeri India dengan nama aslinya Caturanga. Sedangakan asal muasal lahirnya dari Timur Tengah yaitu di negeri Arab. Maka dalam sejarah permainan olahraga papan catur, tokoh dari negeri India lebih banyak mendominasi permainan ini, bahkan di akademi militer India, seorang jenderal diwajibkan menguasai permainan catur, bukan menghafal lirik lagu yang sedang populer di negeri mereka.

Dalam sejarah Islam, olahraga berkuda dan memanah termasuk tidak memunculkan perbedaan pendapat di kalangan pemikir Islam.

Bahkan dalam beberapa catatan sejarah, seorang joki yang duduk di atas plana kuda, dengan mudah menghardik memburu musuh sambil melemparkan senjatanya ke sasaran objek musuh mereka. Dengan demikian dalam pertempuran ini tidak dikenal adanya istilah kuda hitam. Dan tidak juga dikenal kuda putih. Apa lagi untuk istilah kuda nil. Kuda adalah kuda. []