Copenhagen, Seputar Aceh – Asisten Keistimewaan Aceh Pembangunan dan Ekonomi, Teuku Said Mustafa mengatakan, Aceh berpeluang memiliki pembangkit listrik tenaga biomas dan ekspor pellet, yaitu sampah kayu atau serbuk-serbuk kayu yang dipadatkan.

Hal itu dikatakan Said di sela-sela kunjungan ke pabrik pembangkit listrik tenaga biomas Oresunds Kraft dengan bahan bakar  berupa pellet di Helsingborg, Swedia. Kunjungan itu merupakan serangkaian kegiatan Konferensi Perubahan Iklim di Copenhagen, Denmark.

“Pemanfaatan biomas sebagai power plant (pembangkit listrik) mempunyai prospek yang cukup penting untuk dikembangkan di Aceh, mengingat potensi bahan baku yang tersedia  seperti limbah kayu dan ranting-ranting kayu cukup banyak tersedia di Aceh,” kata Said Mustafa, seperti yang dikutip dalam siaran pers yang dikirim Fauzan Azima, Kepala Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL), Kamis (17/12)

Disebutkan, tiap tahunnya pabrik bio mass Oresunds Kraft di Helsingborg menghasilkan 200 Megawatt listrik dari 220 ribu ton pellet yang didatangkan  dari luar Swedia. Karena itu, Aceh dinilai sangat berpeluang mengembangkan pembangkit listrik seperti itu, mengingat bahan baku pellet sangat mudah ditemukan di Aceh.

“Tidak perlu menebang kayu, tapi cukup diambil ranting-rantingnya saja dibersihkan. Ranting-ranting kayu inilah dijual ke pabrik pembuat pellet,” kata Said.

Sementara itu, Fauzan Azima mengatakan, dari hasil kunjungan itu, BPKEL dan mitra kerjanya dari Global Eco Rescue (GER) sedang menjajaki kemungkinan pembangunan power plant tenaga biomas. [sa-qm]