Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah optimistis mencapai swasembada pangan dengan komoditas jagung, kedelai, daging, dan beras pada 2014.

“Aceh Tengah yang memiliki kesuburan tanah dan kesungguhan masyarakat petani serta dukungan pemerintah optimistis bisa mewujudkan swasembada pangan pada 2014,” kata Bupati Aceh Tengah Nasaruddin di Takengon, Rabu (10/3/2010). Pemerintah terus berupaya mendorong petani memanfaatkan lahan telantar untuk ditanami tanaman yang menghasilkan.

Permintaan komoditas jagung khususnya, ujar bupati, hingga saat ini terus meningkat di pasaran lokal, regional dan luar negeri. Jadi petani diharapkan tidak perlu memikirkan pasar untuk menjual jagung karena permintaan yang setiap saat meningkat. Apalagi, budi daya jagung tidak sulit dan membutuhkan biaya tinggi.

Aceh Tengah sebagai daerah agraris yang memiliki potensi curah hujan yang cukup sehingga cocok untuk pembudidayaan berbagai komoditas pertanian. “Sekali lagi saya optimistis kalau jagung jenis hibrida dikembangkan dalam skala besar, maka masyarakat petani akan menuai hasilnya untuk kesejahteraan di masa mendatang,” tambahnya.

Di pihak lain, Nasaruddin menjelaskan, kebutuhan jagung untuk pakan ternak saat ini juga sangat besar, sementara bahan baku jagung di Aceh khususnya masih minim. Sebagai wilayah agraris, kebutuhan sebagian besar pangan untuk konsumsi masyarakat secara nasional di Indonesia masih tergantung dari pasokan luar negeri (impor).

Khusus untuk beras, Aceh Tengah sempat mencatat sebagai lumbung beberapa puluh tahun lalu dengan beras kualitas terbaik yang diproduksi petani seperti kebayakan, celala, dan bintang. Ia berharap ke depan masyarakat mengembangkan kembali komoditas padi melalui pemanfaatan secara optimal lahan tidur di daerah berhawa sejuk itu. (*/MIC)