San Fransisco — Apple mempertimbangkan apakah masuk akal untuk menawarkan iPhone yang lebih murah sebagai upaya untuk mendorong penjualan di negara-negara miskin dan meraih kembali pasarnya yang hilang ke telepon-telepon lebih murah yang menggunakan perangkat lunak Android dari Google, menurut sebuah berita.

Berita yang diterbitkan di The Wall Street Journal, Rabu (9/1), berspekulasi bahwa Apple bisa mengurangi harga iPhone, dengan menggunakan material luar yang lebih murah dibanding dengan aluminium yang digunakan saat ini.

iPhone lebih murah mungkin diluncurkan tahun ini, atau ide tersebut mungkin diajukan untuk pertimbangan masa depan, seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Dengan menyebutkan sumber yang dekat dengan masalah ini, the Journal mengatakan Apple mulai menilai pro dan kontra untuk pembuatan iPhone lebih murah pada 2009 dan secara periodik melihat kembali gagasan itu. Apple Inc. menolak untuk memberi komentar kepada The Associated Press.

Sejauh ini Apple mandeg dengan sebuah pendekatan yang menempatkan iPhone sebagai standar emas, sebuah perangkat yang harga pasti lebih tinggi daripada telepon pintar lain.

Dengan arah yang disukai mendiang CEO Apple Steve Jobs, perusahaan tesebut menjual iPhone dengan harga premium yang diperbarui setiap tahun dengan fitur-fitur baru sejak debutnya 2007.

Dalam sebuah upaya untuk menarik lebih banyak pembeli yang sadar bujet, Apple telah menjual model-model iPhone yang lebih lama dengan harga diskon sebelum menghapuskannya.

iPhones terbaru dijual mulai US$ 199 (Rp 1,9 juta) di AS, tapi harga tersebut disubsidi oleh operator layanan nirkabel, yang menemukan cara untuk mengganti biaya itu melalui biaya layanan bulanan selama dua tahun kontrak.

Harga-harga yang tak disubsidi beragam, mulai dari angka US$649 (sekitar Rp 6,3 juta). Harga ini terbukti terlalu mahal bagi orang-orang yang ingin terus terkoneksi, mendorong mereka untuk membeli telepon pintar yang lebih terjangkau, termasuk perangkat Android yang dibuat Samsung Electronics Co. dan lain-lain. Google Inc. tidak mengenakan biaya untuk sistem operasi mobile Android, membuat sang pembuat perangkat untuk lebih mudah memotong pasar iPhone. Apple tidak mengizinkan para pesaingnya untuk menggunakan sistem operasi iOS iPhone sama sekali.

Perangkat Android mencapai 75 persen pengiriman telepon pintar selama tiga bulan hingga September 2012, naik 58 persen pada periode yang sama 2011, menurut firma riset IDC. Saham iPhone ada 15 percent in September, up from 14 percent in the previous year.

Google mengatakan lebih dari 500 juta perangkat Android telah diaktifkan sejak peluncuran perangkat lunak ini empat tahun lalu. Sebagai perbandingan, Apple menjual sekitar 271 juta iPhones hingga September lalu.

Apple bisa tertinggal jauh ketika mereka mulai lebih fokus pada pasar-pasar di luar AS dan Eropa. Ini karena banyak rumah tangga di beberapa pasar yang paling menjanjikan, termasuk China, tidak mampu membeli iPhones pada harga yang sekarang. CEO Apple Tim Cook, yang mengambil alih kursi sesaat sebelum Jobs meninggal dunia Oktober 2011, baru-baru ini mengunjungi China.

“Pasar-pasar Barat jenuh dan Apple harus melihat pasar yang baru tumbuh dan mengembangkan produk baru yang memenuhi permintaan kawasan dan kemampuan,” kata N Venkat Venkatraman, kepala Departemen Sistem Informasi di sekolah manajemen Boston University.

Di bawah kepemimpinan Cook, Apple telah menyimpang dari filosofi Jobs dengan menjual versi lebih murah dari produk-produknya. Akhir tahun lalu, Apple memperkenalkan model lebih kecil iPad. iPad Mini dijual seharga US$329 (sekitar Rp 3,16 juta), atau sepertiga lebih murah daripada iPad ukuran penuh yang diluncurkan sebelumnya. Meski begitu, iPad Mini masih lebih mahal US$80 (Rp 780 ribu) hingga US$130 (sekitar Rp 1,26 juta) ketimbang tablet-tablet berukuran sama, termasuk Nexus 7 dari Google.

Para analis terbagi tentang apakah iPhone lebih murah akan baik buat Apple. Beberapa meyakini Apple perlu memperluas pilihan untuk melindungi pasar dan mempertahankan pertumbuhan pendapatan. Yang lain mencemaskan iPhone yang lebih murah justru menyerap penjualan dari model premium dan mengurangi margin profit perusahaan itu. Kekhawatiran serupa yang dimunculkan dari pengenalan iPad Mini adalah salah satu alasan bahwa harga saham Appleturun 26 persen dari puncaknya yang dicapai akhir September, persis ketika iPhone terbaru dijual.

Saham Apple turun US$8,21, Rabu (9/1), ditutup pada US$517,10. iPhone dan produk-produk serupa menghasilkan penjualan US$80 miliar dalam tahun fiskal Apple lalu, yang berakhir September. (shnews.co)