Pirak Timu – Seorang ayah tiga anak asal Gampong Alue Bungkoh, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara, terpaksa menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM), Buket Rata, Lhokseumawe, Kamis (18/3) sekitar pukul 02.30 WIB. Ia diduga menjadi korban dendam tetangganya.

Korban Bahtiar, 29, mengalami luka lima bacokan serius di pundak kiri dan kanan, kepala, leher dan pipinya. Pelaku diduga berinisial MN, yang tak lain adalah tetangga sebelah rumahnya. Sebab, di malam kejadian, korban sempat menoleh wajah pembacoknya.

Bahtiar mengisahkan, saat itu dirinya baru saja pulang berbincang–bincang dengan temannya di lokasi rumah bantuan konflik yang berjarak beberapa meter dari rumahnya.

Setiba di depan pagar rumah, ia mengaku hendak memasukkan sepeda motornya ke pekarangan rumah. Namun, tiba–tiba pelaku datang dari arah belakang dan langsung mengayunkan sebilah parang panjang hingga mengenai kepala dan tengkuk bagian belakang.

Ayunan parang berikutnya mengenai pundak, kepala dan bagian pipi karena korban sempat menoleh ke belakang. Tak puas sampai di situ, pelaku mengejar korban yang terus berlari kembali ke rumah konflik.

“Ketika berlari ke rumah konflik, saya terus berteriak minta pertolongan. Setiba di tempat itu, saya duduk di teras sembari membuka kain sarung untuk menutup luka bacokan yang terus mengucurkan darah segar,” ujar Bahtiar dengan nada lemah.

Meski suasana gelap, Bahtiar mengenali wajah pelaku yang tak lain merupakan tetangganya. “Saya tidak tahu persis permasalahan apa yang memicu amarah pelaku, namun beberapa tahun lalu, saat pelaku bercerai dengan istrinya, ia sempat menuduh saya menjadi pemicu.”

Sementara, Firdus, 26, istri korban, menuturkan, saat suaminya berteriak minta tolong, ia yang tadinya terlelap tidur langsung terjaga dan berlari keluar rumah bersama adiknya, Aiyub, 17.

Namun, setiba di depan pintu rumah, ia melihat suaminya telah berlarian ke arah rumah konflik. Sedangkan sepeda motornya dibiarkan tergeletak jatuh di samping pagar dengan kondisi mesin masih menyala dengan deru memekakkan telinga.

“Saat itu suasana malam itu gelap. Saya tidak bisa melihat pelaku secara jelas, namun yang saya dengar, sambil mengejar suami saya, pelaku sempat meneriakkan maling. Bahkan pelaku juga mengejar adik saya yang mencoba mendekati pelaku,” sebut Firdus.

Lalu, Firdus menyusul suaminya ke rumah konflik. Sedangkan pelaku sudah kabur dalam kegelapan. Tak lama berselang muncul puluhan warga yang diikuti laporan kepada perangkat desa dan diteruskan pada petugas di Pos Pol Pirak Timu. Malam itu juga korban dilarikan melarikan ke Puskesmas setempat.

Firdus mengaku tidak tahu persis penyebab peristiwa itu terjadi, Namun ia menduga faktor utamanya karena pelaku mengira di tangan korban ada uang untuk usaha ternak ikan di Banda Aceh sebesar Rp 200 juta. Padahal, menurut, uang itu telah diantarkannya ke Banda Aceh sejak empat hari lalu.

Faisal, dokter jaga di UGD pada malam itu menuturkan, korban tiba di rumah sakit pukul 02.30 WIB. Setelah diperiksa, korban mengalami luka bacokan di sejumlah titik seperti bagian kepala, pipi, leher dan pundak.

“Luka robek di kepala kanan sedalam tiga sentimeter dengan ukuran delapan kali tiga sentimeter. Kemungkinan luka itu mengenai tulang dalam. Luka leher belakang berukuran sedalam empat sentimeter dengan panjang dan lebar masing-masing sebelas dan enam meter,” kata dia.

Kemudian luka di punggung kiri dengan ukuran empat kali dua dengan kedalaman satu sentimeter, punggung kanan tiga kali dua dengan kedalaman satu sentimeter dan luka robek di bagian pipi kanan tujuh kali dua dengan kedalaman tiga sentimeter. “Bahkan otot pipi tampak jelas,” urai dr Faisal.

Kapolres Aceh Utara AKBP Herman Sikumbang melalui Kapos Pol Pirak Timu Aiptu Azhari Zarkawi, menyebutkan, hingga kini polisi masih menyelidiki kasus pembacokan tersebut.

“Selain itu, pelaku juga belum dapat diidentifikasi karena saat kejadian suasana gelap gulita,” kata Azhari seraya mengatakan pihaknya akan berkoordinasi langsung dengan Polres terkait kejadian tersebut.(*/ha/zfl)