Bireuen – Tiga panitia pelaksana pertandingan PSSB Bireuen menjamu PSAP Sigli pada lanjutan Divisi Utama Joss Indonesia yang digelar di Stadion Cot Gapu Bireuen, Selasa (10/3/2010) dipanggil polisi.

Pemanggilan itu terkait beredarnya tiket palsu pada pertandingan tersebut. Ketiga panitia pertandingan yang diperiksa polisi, kemarin, yakni T Burhanuddin, Zakaria dan Ruslan.

Tiket palsu seharga Rp25 ribu itu awalnya ditemukan Kasat Samapta Polres Bireuen AKP Suhardiman, di sekitar pintu masuk dua, timur stadion. Pintu masuk itu diperuntukkan bagi penonton tribun terbuka.

“Setelah diteliti dan dicocokkan dengan tiket aslinya, ternyata benar kalau sebagian tiket itu palsu. Tiket palsu ini dijual Rp25 ribu. Perbedaannya, kalau tiket asli ada garis batas, sedangkan yang palsu tanpa ada garis batasnya,” sebut Suhardiman.

Diakui Suhardiman, tiket asli pertandingan PSSB versus PSAP Sigli dicetak sekitar seribuan lembar. Sedangkan tiket palsu yang beredar itu nomor serinya melebih dari nomor seri di label tiket asli. “Ada indikasinya permainan orang dalam,” ungkap dia.

Menurut Suhardiman, selama ini panitia pelaksana pertandingan sering mengaku rugi. Tapi, anehnya selama ia menjaga pintu dua, jumlah penonton sekitar 600 orang dengan harga tiket Rp10 ribu per lembar.

“Kalau dikalikan 600 orang, berapa puluh juta. Belum lagi untuk harga tiket Rp25 ribu. Dan bagaimana dengan pintu satu, tentunya lebih. Tapi mereka (panitia-red) berani mengatakan selalu rugi. Ini menjadi pernyataan yang aneh,” tandas Suhardiman.

Kapolres Bireuen, AKBP T Saladin SH yang dikonfirmasi terkait pemanggilan ketiga panitia pertandingan PSSB Bireuen mengaku, mereka hanya dimintai keterangan.

“Nama pemalsunya sudah dikantongi. Kasus ini sedang dalam pengusutan. Ada indikasinya pemalsuan tiket ini sengaja dilakukan pihak tertentu yang ingin menghancurkan PSSB,” tandas T Saladin.

Ketua Dua Panpel PSSB Bireuen Jailani yang dikonfirmasi terkait masalah ini mengaku terkejut. Ia mengaku baru mengetahui adanya pemalsuan tiket tersebut setelah diberitahukan sejumlah panitia lainnya.

“Saya sendiri terkejut mendengarnya. Selama ini saya tidak dilibatkan dalam pertandingan maupun evaluasi setelah pertandingan,” ujar Jalani yang kerap disapa Apa Ni, seraya mengatakan dirinya jauh hari telah mengingatkan agar jangan ada praktik yang merugikan PSSB.

Ketua Panpel PSSB Bireuen T Burhanuddin mengatakan dirinya dipanggil polisi hanya untuk dimintai keterangan terkait adanya peredaran tiket palsu.

“Masalah tiket palsu itu sepertinya sengaja di-scan. Nomor registernya tidak sama dengan yang asli. Mungkin ada anak-anak nakal melakukan hal itu, lalu dikasih ke kawannya,” ujar T Burhanuddin.

Disinggung tentang pemasukan hasil penjualan tiket selama ini, T Burhanuddin mengatakan, pendapatan tiket hanya berkisar Rp15 juta hingga Rp16 juta. Kecuali saat pertandingan melawan Persiraja Banda Aceh, November tahun lalu. (*/ha/job)