Ilustrasi sakit

Ilustrasi sakitALLAH Swt memerintahkan umatnya untuk bersabar dalam segala hal, termasuk berhenti mengerang ketika sakit.

Berhenti mengerang ketika sakit merupakan cermin keridhaan (ikhlas) menerima apa yang telah ditakdirkan oleh Allah. Barangsiapa yang ikhlas terhadap apa yang ditakdirkan kepadanya, maka seseorang itu akan mendapat pahala.

Dalam surat Az-Zumar ayat 10, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas“.

Ada sebuah kisah Imam Ahmad rahimahullah yang bersabar dalam menghadapi suatu penyakit, seperti dikutip dari Jurnal Haji dan Umroh (2/1/2014).

“Salah seorang sahabat Imam Ahmad menjenguknya ketika sakit, ia mendapati Imam ahmad mengerang karena sakit. Maka ia berkata, ‘wahai Abu Abdillah (nama kunyah Imam Ahmad), engkau mengerang? (maksudnya, ahli ilmu seperti engkau kok mengerang ketika sakit), padahal Thawuus telah berkata, ‘sesungguhnya malaikat menulis sampai erangan ketika sakit’, karena Allah berfirman, ‘Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir;.”

Shalih bin Imam Ahmad berkata, “Ayahku berkata ketika sakit yang mengantarkan kepada kematiannya, ‘keluarkan buku hadits Abdullah bin Idris’. Kemudian ia berkata, ‘bacakan kepadaku hadits Laits’. Adalah Thawuus membenci mengerang ketika sakit, maka aku tidak lagi mendengar erangan dari ayahku sampai beliau wafat.”

Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Tidak diragukan lagi bahwa erangan ketika sakit jika muncul dari rasa marah (tidak terima takdir) maka inilah yang ditulis (sebagai dosa). Adapun jika muncul akibat demam (misalnya), maka sesungguhnya Allah tidaklah membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya.”

Nabi Muhammad SAW menceritakan seberat-beratnya cobaan yang dihadapi manusia di dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pembalasan di akhirat nanti.

Nabi Muhammad bersabda, :Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di dunia.”

“Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.”

Dari sabda Rasul di atas bisa disimpulkan betapa pedihnya azab yang diberikan Allah SWT di akhirat nanti. Bagi hamba Allah yang ikhlas menerima semua cobaan dalam hidupnya akan mendapat pahala yang berlipat ganda. (pelitaonline)