Jakarta – Software gratis dari Google, Android membawa berkah tersendiri bagi produsen. Bagi konsumen, juga berkesempatan mendapatkan smartphone Rp1 jutaan.

Selama dua tahun terakhir Mobile World Congress hanya berisi kloning iPhone. Namun festival industri nirkabel tahunan di Barcelona pada tahun ini semuanya menyangkut Android.

Android menjadi senjata penting bagi perusahaan yang ingin bangkit, termasuk Motorola yang muncul dengan kejutan ponsel Droid. Bagi Sony Ericsson yang sedang merugi, Android berkembang dengan cepat menjadi platform pilihan.

Sementara bagi pembuat PC termasuk Hewlett-Packard dan Acer, Android juga menurunkan hambatan untuk masuk ke industri yang sangat kompetitif itu.

Perusahaan riset teknologi iSuppli memperkirakan bahwa sekitar 30% dari semua model ponsel pintar diperkenalkan tahun ini akan menggunakan sistem operasi Android, dibandingkan hanya 9% tahun lalu. “Android semakin banyak daya tariknya,” kata Henri Richard, kepala penjualan dan pemasaran pembuat chip Freescale.

Freescale adalah salah satu dari puluhan produsen chip, produsen handset dan operator yang telah mengadopsi Android dan membantu membangun komunitas sistem yang mendukung perangkat mobile kecil seperti netbook maupun smartphone.

HTC mengatakan telah mendapat order dari sejumlah operator untuk ponselnya yang berbasis Android, Desire. Sementara Motorola meluncurkan delapan model Android pada pekan ini.

Android dengan cepat mampu menyaingi Symbian Nokia dan Microsoft Windows sebagai perangkat lunak telepon dan sudah memiliki sekitar 5% pangsa pasar. “Itu kesempatan dan ancaman,” kata Scott Bibaud, kepala mobile pembuat chip Broadcom.

Bibaud mengatakan Android sangat membantu dalam mengurangi fragmentasi sistem operasi mobile. “Saya rasa kata gratis ada hubungannya dengan hal itu, tetapi juga sebagai salah satu cara utama bagi pembuat telepon untuk membedakan diri, karena telepon pada hari ini mulai terlihat hanya seperti persegi panjang hitam saja,” katanya.

Tim peneliti teknologi Bank of America Merrill Lynch menulis dalam sebuah laporan baru-baru menyebut “Android telah mengubah pasar smartphone ke lingkungan seperti PC dan memindahkan pemanufaktur perangkat keras ke aplikasi perangkat lunak.”

Bahkan ponsel berbasis Android yang mampu surfing web, mengirim email dan menawarkan akses ke toko online kemungkinan akan segera masuk pasar dengan harga US$100.

Pembuat chip handphone ST-Ericsson mengatakan pada pekan ini, ponsel Android berbiaya rendah pertama menggunakan chipnya dengan harga grosir sekitar US$100 akan masuk toko-toko bulan depan.

Saingannya sesama pembuat chip Marvell juga mengumumkan pemotongan harga di Mobile World Congress dan akan mendorong smartphone US$99 bisa tersedia di pasar dengan didukung Android dan platform lainnya.

Ponsel Android tidak hanya pembuat penghematan uang karena Microsoft diperkirakan menarik biaya sekitar US$7 sampai US$25 per lisensi. Platform itu juga mempercepat waktu untuk masuk pasar, berkat komunitas pengembang aktif yang berjumlah besar.

Sebagai imbalannya, Google akan semakin banyak mendapat limpahan pengguna layanan email, pencarian dan jasa lainnya. Pada akhirnya memungkinkan Google memperluas bisnis iklan onlinenya yang sangat besar masuk ke dalam ponsel.

CEO Microsoft Steve Ballmer saat ditanyakan apakah akan mempertimbangkan untuk menghapuskan biaya lisensi pada perangkat mobilenya, ia mengatakan perusahaan itu senang dengan model yang dijalankan saat ini.

Ia justru memperingatkan adanya biaya tersembunyi yang harus dibayar untuk perangkat lunak bebas. “Orangtuaku seperti kebanyakan orangtua lain mengatakan, jika ada sesuatu yang gratis, maka harus melihat dan mencari tahu di mana letak biaya sesungguhnya,” katanya. (*)

(Inilah.com)