Bireuen, Seputar Aceh – Tiga guru senior di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Bireuen dipindahtugaskan secara mendadak dengan nota dinas (ND) kepala dinas ke sejumlah sekolah tanpa pemberitahuan. Ketiga guru yang sudah lama bertugas di sekolah itu pun protes.

Salah satu guru tersebut yakni Agusmaidi. Ia telah bertugas di sana sejak 1983, dipindahkan ke SMP 3 Juli. Mansur Budiman, guru senior yang bertugas di SMP Negeri 1 Bireuen sejak 1 Maret 1981 ditugaskan ke SMP Negeri 2 Jeumpa. Hasnidar, yang telah mengajar sejak 1 Agustus 1989 dipindahkan ke SMP Negeri 2 Juli.

Agusmaidi, Mansur Budiman dan Hasnidar mengatakan saat kembali sekolah untuk mengajar pada Senin (28/9), setelah cuti lebaran, mengaku bingung karena nama ketiganya tidak ada di daftar hadir, sementara surat keputusan nota dinas (ND) belum mereka terima.

“Kami tidak pernah diberitahu kepala sekolah kalau telah dipindahtugaskan. Selama ini kami merasa tidak pernah berbuat kesalahan serta tidak pernah diperingatkan. Kami merasa aneh tiba-tiba di ND-kan ke sekolah lain,” kata Mansur Budiman.

Hasnidar mengatakan bila alasan kepala sekolah berniat mengusulkan pemindahan sejumlah guru nonsarjana dari sekolah tersebut, karena sekolah itu berstatus Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI).

Bagi dirinya menjadi aneh pula, karena dirinya sarjana mata pelajaran geografi, sementara di sekolah itu hanya ada dua guru geografi yang mengajar di 26 kelas. “Kejanggalan lainnya, setelah kami cek, sekolah tujuan tugas baru kami belum menerima tembusan surat ND itu,” ujar Hasnidar.

Kepala SMP Negeri 1 Bireuen, Baharuddin, Senin (28/9), mengatakan pemindahan ketiga guru tersebut merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu tenaga pengajar di sekolah RSBI, dengan mengacu pada buku pedoman pengelolaan sekolah RSBI dari Departemen Pendidikan Nasional.

“Soal belum menerima SK nota dinas, pegawai tata usaha sudah menyerahkan kepada mereka namun ditolak, sehingga tidak ada alasan mereka tidak tahu tempat tugas baru,” katanya.

Baharuddin membantah jika pemindahan tugas ketiga guru tersebut atas dasar rasa tidak senang, terlebih jika ada laporan bahwa dirinya membangun kelompok di antara guru, lalu kelompok yang tidak disenangi akan dipindahkan.

“Tidak ada itu. Tenaga pengajar lainnya, yang bukan sarjana, juga bakal menyusul,” kata Baharuddin. [sa-mhs]