SALAH satu alasan orang protes adalah untuk mengekspos ide-ide mereka kepada dunia. Tapi apa jadinya jika setiap kali protes, pelakunya selalu mengumbar aurat yang seharusnya disembunyikan di muka umum.

Femen, aktivis feminism mempunyai prinsip melakukan protes dengan—maaf—bertelanjang dada. Tak urung, sebagian media Barat yang sekulerpun menganggapnya gila..

Femen mengklaim mempunyai perwakilan di 17 negara dan diikuti oleh lebih dari 150.000 pendukung.

Mereka melakukan protes terhadap Silvio Berlusconi, Vladimir Putin, IKEA, dan, terakhir, Vatikan, ketika terjadi pemilihan Paus baru.

Kelompok ini didirikan pada tahun 2008 di Ukraina oleh dua puluh orang wanita, termasuk Anna Hutsol, Oksana Shachko dan Alexandra Shevchenko.

Mereka mengklaim bahwa aksi mereka ini untuk menghentikan negara mereka jadi sarang bagi wisatawan seks dan perdagangan manusia.

Hutsol mengatakan protes telanjang dada ini dilakukan karena dia dan anggota pendiri lainnya merasa bahwa hanya “hal-hal radikal saja yang dapat mengubah situasi,” katanya seperti dilansir Osocio.org. (islampos.com)