Jakarta — Bergulirnya berita tentang akan dirubuhkan makam Nabi Muhammad SAW terkait perluasan masjid, ternyata mengejutkan dunia. Seperti yang pernah kami beritakan sebelumnya, Selasa (30/10), yang dikutip dari kabar24.com beberapa informasi ini sempat ditelusuri sarat akan fitnah.

Beberapa media Islam, telah menurunkan berita klarifikasi terkait kehebohan berita tersebut yang sudah bergulir sejak lama. Berikut ini, kami kutip dari laman arrahmah.com dan sabili.co.id.

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi berencana menghancurkan makam Nabi Muhammad saw yang terletak di Masjid Nabawi, Madinah. Seperti dikutip laman Fars News Agency yang ditengarai sebagai media asal Iran yang dilansir Kabar24, Senin (29/10/2012), rencana tersebut dimotori Mufti Besar Arab Saudi, Abdul Aziz al-Sheikh.

Penghancuran makam Rasulullah saw itu merupakan bagian dari rencana pemerintah Arab Saudi yang akan menghancurkan seluruh situs bersejarah Islam, termasuk Masjid Nabawi dan tiga masjid lainnya yang merupakan masjid tertua di dunia.

Sebagai gantinya, pemerintah Arab Saudi merencanaakan pengembangan proyek ekspansi yang bernilai multi miliar poundsterling, sebuah rencana yang dinilai mengejutkan umat muslim di dunia.

Bahkan rencana penghancuran Masjid Nabawi di Madinah, tempat di mana Nabi Muhammad saw dimakamkan, akan dimulai bulan depan seusai musim Haji. Kemudian, di atas tanah situs paling bersejarah tersebut, pemerintah Saudi akan membangun gedung terbesar di dunia yang bisa menampung 1,6 juta orang.

Raja Arab Saudi Abdullah memang enggan melestarikan warisan arkeologi paling suci bagi dunia Islam tersebut. Karuan saja, langkahnya itu sudah mendorong kemarahan umat Islam.

Pengembangan Masjid Nabawi sebagian besar nantinya akan mengambil bagian sayap barat dari masjid. Dalam sayap itu, terdapat makam 2 khalifah sekaligus sahabat Nabi Muhammad saw, yaitu Abu Bakar Siddiq ra dan Umar bin Khatab ra.

Rencana itu sudah digulirkan sejak 2007 lalu, Kementerian Urusan Islam Arab Saudi merilis pamflet yang isinya rencana penghancuran makam Rasulullah saw dan situs bersejarah lainnya. Pamflet tersebut disusun oleh Mufti Besar Arab Saudi, Abdul Aziz al-Sheikh. Bahkan, di dalam pamflet disebutkan, penghancuran kubah masjid dan meratakan makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar berdasarkan fatwa Abdul Aziz al-Sheikh.

“Diamnya kaum Muslimin atas penghancuran Makkah dan Madinah adalah bencana dan kemunafikan terbesar,” kata Irfan al-Alawi dari Yayasan Riset Warisan Islam. Irfan al-Alawi sudah menghabiskan 10 tahun terakhir ini meneliti rencana penghancuran Masjid Nabawi.

“Film tentang Nabi Muhammad baru-baru ini sudah menyebabkan protes dari seluruh dunia…namun penghancuran tempat kelahiran Nabi saw, di mana beliau berdoa dan mendirikan Islam justru dibiarkan hancur tanpa kritik,” dia menambahkan. Sebagaimana kami kutip dari laman monitorindonesia.com.

Namun ketika Sabili mengkonfirmasi ke seorang tokoh di Kedubes Saudi, dia langsung membantahnya. Mufti Saudi tidak pernah memfatwakan seperti itu. Berita tersebut bersumber dari propaganda Iran, “Mereka dengki karena haji tahun ini berlangsung sukses,” katanya singkat seperti dilansir Cyber Sabili.com.

Sebagaimana penelusuran arrahmah.com, Berita mengenai rencana penghancuran makan Nabi SAW ini, sempat ramai di dunia maya dan digadang-gadang oleh pihak-pihak yang tidak senang terhadap Ahlus Sunnah wal Jama’ah. (dbs/red)