Banda Aceh — Pemerintah Kota Banda Aceh menetapkan festival layangan tradisional (geulayang tunang) menjadi salah satu andalan pariwisata di ibu kota provinsi paling ujung Pulau Sumatera itu.

“Pemerintah Kota Banda Aceh telah menetapkan festival layang tunang menjadi agenda tahunan, tradisi ini merupakan salah satu andalan sektor pariwisata,” kata Asisten Pemerintahan Kota Banda Aceh Tarmizi Yahya di Banda Aceh, Sabtu (23/6).

Didampingi Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Fahmi seusai membuka Festival Geulayang Tunang 2012 di Desa Pango Deah Kecamatan Ulee Kareng, dia mengatakan banyak wisatawan yang berkunjung di Aceh tidak hanya menyaksikan permainan tradisional itu, tetapi ikut serta bermain.

Pergelaran festival geulayang tunang yang juga dikenal dengan sebutan “Geulayang Kleung” yang dilaksanakan setiap tahun itu sebagai upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur.

Permainan geulayang tunang merupakan tradisi masyarakat Aceh, terutama petani yang dilaksanakan sebelum masa tanam dan setelah musim panen.

Selain di Kota Banda Aceh, permainan tradisional juga dilaksanakan di berbagai kabupaten/kota lainnya di Provinsi Aceh dan sering diperlombakan pada event tertentu, seperti peringatan hari besar dan bersejarah.

Festival Geulayang Tunang 2012 dalam rangka memeriahkan HUT Ke-807 Kota Banda Aceh yang diselenggarakan pemerintah setempat itu diikuti 60 lebih peserta dari berbagai desa Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.

“Sebenarnya, ada 80 lebih peserta yang telah mendaftarkan layangannya pada festival ini. Namun, ada yang tidak dapat ikut kerena berbagai faktor,” katanya. (ant)