Meulaboh – Seorang guru di SMAN II Meulaboh, Aceh Barat, memukul siswinya berulang kali dengan menggunakan kayu pemukul bola kasti. Akibatnya, siswi kelas satu tersebut memar di lututnya. Selain itu, korban juga mengalami trauma akibat pemukulan tersebut.

Korban bernama Siska Mistahul Jannah, saat di temui di depan kelasnya, Sabtu kemarin, menuturnya dirinya tiga kali dipukul Cut Marliani, guru ekonomi dan akuntansi yang juga merangkap guru olah raga.

Terakhir kali gadis itu menerima pukulan sang guru Rabu 17 Maret silam. Sebelumnya juga pernah mengalami pukulan dari guru tersebut sebanyak dua kali di waktu yang berbeda.

Pemukulan sang guru terakhir yang dialaminya itu mengakibatkan lututnya memar. “Saya merasa trauma akibat pemukulan dari guru tersebut,” tukas Siska, yang juga gadis yatim piatu.

Cut Marliani kepada wartawan tidak membantahnya. Dengan polos ia mengaku memukul anak didiknya tersebut. Ibu guru ini juga mengaku tak mengingat sudah berapa kali memukul Siska Mistahul Janah. “Mungkin tiga kali atau juga lebih. Saya memang sudah begini sejak sekolah ini didirikan tahun 1981 dulu,” tuturnya.

Kendati begitu, Cut Marliani memukul anak didik merupakan perbuatan salah dan melanggar hukum. Namun, kesalahan itu tetap diperbuat ketika dia berhadapan dengan siswa.

“Pernah dulu siswa saya suruh berbaris dan meminta tidak berpaling saat saya tampar. Kalau mereka berpaling, takut tamparan kena di bagian yang membahayakan. Kan rusak saraf anak orang,” ujar Cut Marliani mengenang semasa ia memukul beberapa siswa tempo dulu.

Cut Marliani mengaku kerap berdoa agar tidak melakukan kekerasan kepada anak didiknya. Namun, ia tetap tidak bisa untuk tidak memukul siswanya. “Mungkin memang sudah dari sananya begini. Sebab saya dibesarkan dengan didikan keras. Mungkin ini bawaan,” ketus dia dengan nada datar.

Kepala SMA Negeri II Meulaboh Suwanto mengaku telah menegur guru tersebut agar tidak memukul anak didik. Selain itu, ia langsung menjumpai keluarga korban setelah mendengar kejadian tersebut. “Kita berharap masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan,” kata dia penuh harap.(*/ha/azh)