Melbourne — Harga emas, hari Senin (31/12) terlihat naik, bersiap untuk kenaikan tahunan ke-12. Naiknya harga emas dipengaruhi meningkatnya permintaan seiring gencarnya upaya parlemen AS untuk mencapai kesepakatan terkait anggaran sebelum diberlakukannya kenaikan pajak dan pemotongan belanja.

Harga emas naik 0,3% menjadi US$1.660,60 per ounce dan berada di US$1.660,10 pada pukul 9:35 di Singapura. Sepanjang tahun berjalan harga emas menguat 6,2%, dipicu stimulus ekonomi bank sentral Eropa, AS, dan China.

Pemimpin Mayoritas Senat Harry Reid menolak tawaran terbaru dari Republik untuk menyelesaikan krisis menyusul Pemimpin Minoritas Mitch McConnell mengulurkan tangan kepada Wakil Presiden Joe Biden untuk mencoba memecahkan kebuntuan.

“Ada awan keruh atas prospek dalam jangka pendek yang murni didorong oleh kebuntuan fiskal AS,” kata Mark Pervan, Kepala Penelitian Komoditas Australia & New Zealand Banking Group Ltd, di Melbourne.

Menurutnya, jika kondisi tersebut dapat diselesaikan makan akan terjadi kejelasan yang lebih baik di pasar. Sejak September lalu, harga emas merosot 6,3%, ditetapkan sebagai penurunan kuartalan terbesar sejak 2004.

Sementara itu, median dari 49 perkiraan dalam survei Bloomberg yang diterbitkan 18 Desember lalu, harga emas akan tumbuh mencapai US$2.000 pada tahun mendatang.

Adapun Morgan Stanley mengatakan bahwa logam mulia akan berada pada kinerja terbaik di antara komoditas lainnya di tahun depan. Di sisi lain, Goldman Sachs Group Inc memprediksi harga emas dapat mencapai puncaknya pada 2013 sejalan dengan pulihnya perekonomian AS. (suaramerdeka.com)