Jakarta – Penggunaan akun anonim oleh pengguna media sosial terus diperdebatkan termasuk dalam sebuah diskusi pada festival SXSW 2012 di Austin, Texas, Amerika Serikat.

Dewan Senior Hak Cipta Microsoft, Collette Vogele, menyarankan kebijakan antianonim dan antinama samaran merupakan praktik bisnis terbaik dalam menarik lebih banyak pengguna sekaligus mengurangi kasus gangguan “online”, terutama kaum perempuan.

“Anonimitas memang punya tempat di masyarakat, tapi tidak semestinya Anda membolehkannya di situs sosial Anda,” kata Vogele seperti dilansir CNET.

Vogele berjanji untuk tidak melangkah lebih jauh agar Kongres mengadopsi aturan baru pelacakan pengguna media sosial atau internet.

Sementara, Direktur Hukum Electronic Frontier Foundation, Cindy Cohn, mengatakan anonimitas diperlukan bagi kebebasan berekspresi dan memainkan peran penting dalam gerakan-gerakan prodemokrasi seperti Arab Spring (revolusi Arab).

“Negara ini (Amerika) didirikan dari ide-ide tak-populer, orang-orang tak-populer, dan mereka anonim,” kata Cohn.

Cohn melanjutkan alasan penggunaan anonimitas adalah untuk melindungi ide-ide tak populer dan kebebasan berpendapat.

Informasi dengan identitas yang disimpan di server jaringan internet, menurut Cohn, rawan panggilan hukum, peretas (hacker), dan pencuri identitas.

Festival SXSW merupakan gabungan festival musik, film, dan interaktif, yang diselenggarakan pertama kali pada 1987 di Austin Texas, Amerika. (ant)