Hasan Tiro (ist)

Banda Aceh – Pesan terakhir Hasan Tiro (85) sebelum meninggal dunia adalah menyangkut perdamaian Aceh. Pendiri Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ini ingin perdamaian terus terjaga di bumi Serambi Makkah.

“Dia sudah melihat kedamaian di Aceh. Dia ingin perdamaian ditumbuhkembangkan, karena perdamaian ini yang ditunggu-tunggu rakyat Aceh,” kata pendiri Institut Perdamaian, Farid Husein, Kamis (3/6/2010).

Farid bersama kemenakan Hasan Tiro, Salim Said, dan Zaini Abdullah, mendampingi saat terakhir Hasan Tiro, yang meninggal dunia setelah 11 hari dirawat di RS Zainal Abidin, Banda Aceh.

“Usia dia sudah 85 tahun, saya minta keluarganya mendoakan memberikan yang terbaik. Dia meninggal karena sakit komplikasi,” terangnya.

Keinginan Hasan pun sudah terwujud. Dia sudah kembali menjadi warga negara Indonesia, setelah sebelumnya berpindah menjadi warga Swedia.

“Sekarang jenazahnya disemayamkan di rumah Ketua DPRD Aceh Hasbi Abdullah yang juga kemenakannya. Rencananya akan dikuburkan di pemakaman Cik Di Tiro,” tuturnya.

Sedangkan anak Hasan Tiro, Karim, kemungkinan tidak bisa datang ke Aceh. Mengingat sang ibu yang kini berada di Amerika Serikat juga tengah sakit.

“Dia menjaga mamaknya. Jadi kemungkinan dia tidak datang,” tutup Farid yang datang ke Aceh diutus mantan Wapres Jusuf Kalla ini.(*/dtc)