Banda Aceh, Seputar Aceh – Selama tiga hari sejak 21 hingga 23 Agustus, International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) menyelenggarakan kursus penulisan sejarah lewat biografi lokal, di kantor ICAIOS, Kampus Universitas Syiah Kuala.

”Tak kurang dari 20 peserta dari berbagai kalangan: akademisi  dan peneliti dari berbagai perguruan tinggi di Aceh, jurnalis, aktivis LSM, penerbit, mahasiswa pasca sarjana dan mahasiswa tingkat akhir mengikuti kursus yang baru pertama sekali diadakan di Aceh ini,” kata Teuku Murdani, Program Officer ICAIOS, Sabtu (21/08).

Bertindak sebagai instruktur adalah Gerry van Klinken, seorang peneliti senior dari KILTV di Leiden, Belanda. Gerry yang sedang menulis biografi lokal di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, datang ke Aceh sebagai relawan tenaga bantuan teknis untuk program penulisan sejarah ICAIOS.

“Saya senang bisa datang ke Aceh untuk menjadi instruktur dalam kursus singkat ini karena Aceh mempunyai sejarah yang sangat kaya. Semoga kursus ini bisa membantu membangkitkan minat dan melahirkan kembali sejarawan Aceh sekaliber almarhum Prof. Dr. M Isa Sulaiman dan almarhum Dr. M. Gade Ismail, yang pernah menjadi teman dekat saya,” kata Gerry di awal kursus tersebut.

Di hari pertama, peserta mendapat pengenalan tentang penulisan biografi lokal. Selanjutnya peserta diajak membuat sketsa biografi dengan mempraktekkannya secara berpasangan di antara peserta. Bagian ketiga adalah latihan membaca biografi dan mengenali sumber-sumbernya secara kritis.

“Pada latihan ini kita akan mendiskusikan episode hidup Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar di seputar pembelotan Teuku Umar kepada Belanda,” kata Gerry yang berkewarganegaraan Australia itu. Bagian terakhir adalah tentang genre-genre biografi yang kini sedang populer.

“Kali ini kita beruntung bisa menghadirkan seorang pakar terkemuka dari KILTV. Semoga kita dapat belajar dengan lebih kritis tentang sejarah Aceh, tentang diri kita sendiri,” kata Saiful Mahdi, Direktur ICAIOS.[sa]