Isu syariah kembali menjadi bahan kampenya yang diusung para calon dalam pemilihan gubernur di Aceh.

“Penerapan Syariah Islam di Aceh belum sebaik yang diharapkan,” kata Ahmad Tajudin, calon gubernur independen kepada The Jakarta Post, Minggu, 25 Maret.

“Kita harus menegakkan kebenaran dan menghancurkan kejahatan sebelum melakukan program lain.”

Aceh, terletak di ujung utara Pulau Sumatera, sedang mempersiapkan diri untuk melaksanakan proses pemilu pada 9 April untuk memilih gubernur baru. Untuk meraih simpati, kandidat telah berjanji implementasi yang lebih baik dari Syariah Islam di provinsi tersebut.

Ahmad mengatakan ia akan bekerja untuk memperkuat peran Ulama di provinsi ini. Memperkuat posisi Ulama adalah salah satu cara utama untuk Aceh untuk maju, katanya. Ulama dapat memberikan kontribusi di berbagai bidang, seperti ekonomi dan budaya berdasarkan pelaksanaan yang sesuai syariah.

“Kami akan kembali ke hari-hari keemasan Aceh sebagai daerah makmur yang dikenal karena Islam kejayaan masa lalu.”

Aceh secara bertahap menerapkan Syariah berdasarkan suatu paket otonomi luas yang diberikan oleh pemerintah pusat pada tahun 2001.

Aceh juga memiliki polisi agama yang tugasnya mengawasi peraturan Islam tentang pakaian, alkohol, perjudian dan tindakan tidak bermoral.

Dalam Islam, syariah mengatur masalah dalam kehidupan berbagai aspek kehidupan umat Islam, mulai dari ibadah sehari-hari, warisan hingga masalah hukum.

Program Syariah

Calon Aceh lainnya yang menjanjikan program pembangunan berdasarkan Syariah Islam.

“Selama saya menjabat sebagai gubernur, saya komprehensif menerapkan iuran sekolah gratis dan layanan kesehatan gratis,” kata mantan gubernur Irwandi.

“Saya ingin terus meningkatkan program ini,” kata Irwandi, yang program kampanyanye mencakup sekolah, layanan kesehatan, peningkatan pembangunan infrastruktur dan penataan kembali aparat pemerintah.

Calon lain menawarkan kualitas yang lebih baik pendidikan bagi anak-anak.

“Sejauh ini, hampir semua beasiswa menggunakan uang negara. Sudah waktunya sekarang untuk mengubah ini sehingga tidak membebani masyarakat,” kata Darni Daud, mantan rektor Universitas Syiah Kuala di Aceh.

Meskipun janji banyak diumbar, beberapa pemilih hanya peduli tentang suasana damai.

“Saya tidak peduli tentang program,” kata Syarifudin, warga Lhoong, Aceh Besar.

“Saya hanya ingin pemilu yang akan berlangsung damai.”
(muslimdaily.net/onislam)