Yogyakarta – Tsunami yang melanda Aceh pada 2004 silam diyakini merupakan tsunami terbesar yang pernah melanda kawasan tersebut. Namun, hasil riset terbaru menunjukkan fakta lain. Tsunami berskala besar pernah terjadi di Aceh sebelum tahun 2004.

“Dari riset yang saya lakukan di Meulaboh NAD, berdasar endapan paleotsunami, dapat dilihat bahwa pernah terjadi giant tsunami di Aceh sekitar 600 tahun silam,” kata Dr Eko Yulianto, peneliti pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Pusat Studi Bencana (PSB) UGM.

Data tersebut menepis anggapan bahwa sebelumnya, di Aceh tidak pernah terjadi gempa bumi yang dahsyat di atas 9,0 skala Richter. Tsunami pada tahun 2004 yang meluluhlantahkan Aceh merupakan pembuktian bahwa gempa bumi dan tsunami berskala besar bisa terjadi di mana saja. “Sayangnya temuan ini ditemukan setelah terjadi gempa di Aceh. Jika ditemukan lebih cepat sebenarnya jumlah korban gempa dan tsunami bisa diminimalisir,” jelasnya.

Selain di Aceh, Dia juga melakukan penelitian di tebing Sungai Cikembulan, Pangandaran, Jawa Barat. Dari penelitian tersebut, ditemukan empat lapisan pasir yang menjadi bukti awal di kawasan tersebut pernah terjadi beberapa kali tsunami.

Salah satunya berupa lapisan pasir tebal yang diendapkan di atas lumpur mangrove dan ditutupi endapan banjir. Pada lapisan pasir tersebut terdapat cangkang foraminifera. Di atas lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan yang memiliki ketebalan sekita 1-3 cm, salah satunya merupakan bekas tsunami Pangandaran 2006 lalu.

“Ini menujukkan pada suatu masa, kurang lebih 400 tahun yang lalu, di wilayah ini diperkirakan pernah terjadi tsunami yang skalanya jauh lebih besar dibanding tsunami 2006,” ungkap pakar paleotsunami itu.

Pendapat senada juga dikemukakan Dr Brian F Atwater, Badan Survei Geologi AS (USGS), yang memperkirakan gelombang tsunami di Aceh pada tahun 2004 bukanlah bencana tsunami yang pertama. Dia memperkirakan bahwa sekitar tahun 1800-an di Aceh pernah terjadi bencana yang sama.[smc]