Bireuen – Aksi keprihatinan pengumpulan koin atas krisis keuangan di Bireuen yang dilakukan sejumlah LSM dan mahasiswa, Kamis (20/5/2010) berakhir. Aksi yang dilakukan selama empat hari berjasil mengumpulkan uang receh mendekati angka Rp2 jutaan.
Dari pantauan kemarin sekira pukul 12.30 WIB, sejumlah relawan di Posko Tugu Juang, alun-alun Kota Bireuen telah membongkar poskonya dan merapikan atribut aksi berupa sejumlah spanduk. Begitu pula halnya di Posko Kota Matangglumpangdua, Peusangan.
Koordinator aksi, Mukhlis Munir mengatakan, untuk sementara aksi pengumpulan koin yang dilakukan dihentikan. Uang receh yang terkumpul akan diserahkan kepada Bupati Bireuen, Nurdin Abdul Rahman dan Ketua DPRK Ridwan Muhammad pada beberapa hari ke depan.
“Setelah empat hari kita bubar dulu untuk melihat dan mengevaluasi apakah aksi yang telah dilakukan efektif atau tidak. Barang kali di lain waktu akan dilakukan aksi serupa dengan konsep dan formulasi yang berbeda, serta jangkauan yang lebih luas,” ujarnya.
Mukhlis yang juga Kordinator Gabungan Solidaritas Anti Korupsi (GaSAK) Bireuen itu mengatakan, aksi yang dilakukan bukan untuk mengejar jumlah uang yang terkumpul, tetapi yang terpenting mengirim pesan kepada Pemkab Bireuen agar tidak terlena dengan kondisi yang sedang terjadi.
Sebagaimana diberitakan sejumlah lembaga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil Bireuen menggelar aksi keprihatinan pengumpulan koin sebagai bentuk kepedulian terhadap pemerintahan Nurdin Abdul Rahman dan Busmadar yang berjalan limbung selama tiga tahun menjabat.
Lembaga yang menyokong aksi tersebut terdiri dari CSO dan Lembaga Mahasiswa, seperti GaSAK, BIMA, PASKA, SOPAN, LsPENA, KMPD, LINA, RATA, JADUP, AGC, PCC, MAPEL, SiMAK, Suara Almuslim, ALASKA, HMI dan IMAU.(*/ha/del)
Hahhh…tapi nga papa walau 2 juta tapi yang penting aksi itu juga tempatnya berkumpul kaum revolusioner intelektual progresif berkumpul dan bersama itu yang penting…