Biji Kopi arabika Peabery (Foto M Iqbal)
Biji Kopi Arabica Peabery (Foto M Iqbal)
Ilustrasi Meracik Kopi (antaranews.com)
Ilustrasi Meracik Kopi (antaranews.com)

KOMODITAS perkebunan kopi arabika asal dataran tinggi “Tanah Gayo” ternyata banyak disukai oleh kalangan konsumen di negara-negara Eropa, Amerika Serikat dan Asia.

Menurut Wakil Bupati Aceh Tengah, Khairul Asmara, menyebutkan kecintaan konsumen asing terhadap kopi Gayo menjadi bukti bahwa produk kopi ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

“Dari uji cita rasa, kopi arabica ‘Gayo’ memiliki peringkat premium, dan saat ini telah di ekspor ke 17 negara di Eropa, selanjutnya Amerika Serikat dan sebagian negara-negara kawasan Asia,” katanya di Takengon, Kamis (16/5).

Melalui Kabag Humas dan Protokol Sekdakab Aceh Tengah Mustafa Kamal saat menjamu peserta “Coffee Tour” dari Eropa yang difasilitasi oleh Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), Wakil Bupati optimistis, pasar kopi arabika yang dihasilkan petani daerahnya terus membaik dimasa mendatang.

Dalam kesempatan tersebut, Wakul Bupati juga menjelaskan tentang kondisi perkebunan dan para petani kopi di Aceh Tengah kepada para peserta.

Hingga saat ini, lanjut Khairul, luas lahan kopi arabika Aceh Tengah mencapai 48.300 hektare, dengan rata-rata produksi 720 kg/hektare.

“Melalui sertifikat indikasi geografis pada 2010 itu semakin menguatkan merek kopi arabica Gayo berdasarkan daerah asal produk,” katanya.

Sementara itu, konsultan YEL Medan Frey Regina mengatakan kedatangan mereka ke Aceh Tengah untuk melihat langsung kondisi tanaman kopi dan kawasan hutan daerah berhawa sejuk itu.

Selain itu pihak, YEL turut juga menyosialisasikan misi dalam rangka konservasi hutan dan pengembangan kopi, termasuk di kabupaten Aceh Tengah.

“YEL bergerak di bidang konservasi hutan, melindungi flora dan fauna dari kepunahan sekaligus memberdayakan para petani, termasuk petani kopi di Aceh Tengah agar mereka lebih fokus kepada pertanian organik,” pungkasnya. (ant)