Banda Aceh – PT PLN Wilayah Provinsi Aceh memastikan dalam waktu dekat krisis listrik di Banda Aceh akan segera teratasi, menyusul disewanya satu unit pembangkit tenaga diesel berkekuatan 30 megawatt (MW).

General Manager PT PLN Wilayah Aceh, Zulkifli, di Banda Aceh, Rabu (14/4/2010), menyatakan, penambahan satu unit pembangkit yang akan ditempatkan di PLTD Lueng Bata, dipastikan akan mengatasi krisis listrik di dua kawasan itu.

“Kehadiran pembangkit itu kita pastikan akan mampu memenuhi seluruh kebutuhan listrik di dua wilayah, Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar yang selama ini mengalami divisit,” katanya.

Ia menyebutkan, kebutuhan listrik di Aceh 275 MW. Sebagian besar kebutuhan tersebut dipasok dari pembangkit listrik Sumatera Utara dan sisanya berasal dari PLTD Lueng Bata dan pembangkit listrik lainnya di daerah paling barat pulau sumatera itu.

Sementara untuk kebutuhan listrik di Banda Aceh dan Aceh Besar sebesar 68 MW yang tersedia saat ini hanya sebesar 28 MW yang berasal dari PLTD Luang Bata dan sisanya dari arus antar koneksi Sumut.

“Dengan adanya penambahan 30 MW, maka krisis listrik di kedua daerah itu akan tertangani. Dengan sendirinya tingkat ketergantungan dari Sumut akan berkurang,” ungkapnya.

Terkait dengan kondisi listrik secara keseluruhan di provinsi berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa itu, Zulkifli memprediksikan, Aceh akan keluar dari krisis listrik awal triwulan 2014.

“Pada awal triwulan 2014, Kelistrikan di Aceh Insya Allah akan normal dan ketergantungan listrik dari provinsi tetangga berkurang,” katanya.

Normalnya listrik tersebut, karena mulai beroperasinya PLTA Peusangan di Kabupaten Aceh Tengah, yang potensi listriknya mencapai 86 MW dan tenaga uap (batu bara) PLTU di Kabupaten Nagan Raya 200 MW.

“Kedua pembangkit itu merupakan proyek PLN. Untuk PLTA di Nagan Raya pembangunannya telah mencapai 30 persen. Kita berharap 2012 mulai beroperasi,” demikian Zulkifli.(kha)