Blangpidie – Kuota pupuk urea bersubsidi di kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) masih sangat minim dan tergolong kecil dibandingkan luas areal tanam yang tersedia, sehingga dibutuhkan pasokan pupuk yang lebih besar.

Hal itu diakui Kepala Dinas pertanian dan peternakan Aceh Barat Daya (Abdya) Zainuddin, SP, Kamis (25/3/2010). Menurutnya untuk musim tanam 2010, Abdya memiliki luas areal tanam sekitar 26.000 hektar, sehingga membutuhkan kuota yang lebih besar untuk pupuk urea bersubsidi yang saat ini hanya dipasok sebanyak 4000 ton.

Akan tetapi lanjutnya, permasalahan tersebut dianggap masih belum menjadi ancaman serius terhadap kelangsungan program tanam serentak untuk musim tanam 2010. “Sebahagian petani masih memiliki stok pupuk dari sisa musim tanam kemarin dan sebahagian juga sudah mulai memakai pupuk organik yang memang dibeberapa lokasi memiliki kecocokan,” jelas Zainuddin.

T Samsul Rizal, Wakil Direktur CV Dista Karya selaku distributor pupuk urea bersubsidi untuk kabupaten Abdya menjelaskan kuota sebesar 4000 ton pupuk urea bersubsidi untuk periode Januari hingga Desember sesuai dengan jumlah kuota yang telah ditetapkan dalam kontrak dengan pihak produsen dan juga pemerintah.

Sedangkan terkait perbedaan harga eceran yang mencapai sebesar Rp62,000 – Rp.63,000 per karung lebih dikarenakan faktor mobilitas pengaturan distribusi. “Di Abdya semua truk saat ini harus masuk terminal mobil barang, sehingga adanya penambahan biaya lansir dari terminal ke pengecer, namun semua pengecer telah memiliki kontrak dengan kita selaku distributor dan diharapkan harga eceran sesuai dengan yang telah ditentukan,” jelasya.(*/ha/fri)