Jambi — Generasi yang kreatif dan berkarakter kuat adalah generasi yang akan mampu bersaing di era persaingan global di masa depan. Kreatifitas seseorang dapat dilatih melalui pendidikan. Oleh karena itu proses pendidikan harus dirancang untuk mengasah rasa keingintahuan intelektual yang akan melahirkan kreatifitas.

Di sinilah pentingnya penyempurnaan kurikulum di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh di hadapan ratusan masyarakat pendidikan di Provinsi Jambi yang memadati Hotel Abadi Convention Centre, Minggu (6/1) kemarin.

Untuk mengasah kreatifitas peserta didik, kurikulum 2013 memberikan panduan kepada guru tentang proses pengajaran di kelas.

“Proses pembelajaran harus melibatkan pengamatan indrawi, mengajak siswa bertanya, berfikir, bereksperimen atau mencoba, dan mengomunikasikan pendapat,” ujar Menteri Nuh.

Mendikbud memberikan contoh pembelajaran tersebut, misalnya guru mengajak siswa keluar ruangan kelas untuk mengamati tanaman di sekitar sekolah. Kemudian guru menanyakan kepada siswa-siswanya kenapa daun berwarna hijau. Siswa diajak menemukan jawaban kenapa daun berwarna hijau. Kemudian ditanyakan lagi kenapa ada daun yang berwarna hijau namun ada juga yang berwarna kuning, dan lain-lain.

Mantan Menkominfo tersebut menampik anggapan bahwa proses pembelajaran ini akan memerlukan laboratorium yang mahal dan lengkap. “Laboratoriumnya adalah alam di sekitar kita,” ujar Mendikbud. Materi-materi yang dibahas selain fenomena alam, juga berupa fenomena sosial serta fenomena seni dan budaya, ujar Menteri menambahkan.

Tahun 2013 ini kurikulum ini akan diterapkan di kelas 1, kelas 4, kelas 7, dan kelas 10. Untuk kelas 1 dan kelas 4 SD / MI, implementasinya dibatasi hanya 30 persen untuk tiap wilayah.

“Sedangkan untuk kelas 7 SMP / MTs dan kelas 10 SMA / SMK / MA implementasinya untuk seluruh sekolah,” kata Mendikbud. (wn)