Idi Rayeuk — Menteri Pertanian, Suswono mengatakan porsi konsumsi bahan karbohidrat masyarakat Indonesia cukup tinggi dibanding protein dan vitamin dari daging, sayuran serta buah-buahan. Dampak akan menggerus cadangan bahan pangan khususnya beras.

“Konsumsi bahan karbohidrat kita cukup tinggi, porsi makan nasinya juga besar, kalau belum makan nasi disebut belum makan,” kata Suswono dalam acara launching Gerakan Tanam Kedelai Nasional di Aceh Timur, Sabtu (15/12).

Menurut dia, justru dengan porsi bahan makan protein itu, potensi pada tingkat kecerdasan lebih berpengaruh daripada sekadar menambah tenaga dari karbohidrat.

“Anak-anak kita diperbanyak makan yang mengandung protein seperti daging, juga sayuran, buah-buahan, sebab di negara seperti Malaysia itu tinggi konsumsi proteinnya,” ungkapnya.

Konsumsi daging pun, lanjutnya, negara kita punya pilihan alternatif tidak terbatas pada daging sapi. “Kalau tidak sapi, kan ada ayam, daging kambing, atau daging kelinci,” ucapnya.

Dengan begitu, ia berharap cadangan bahan pangan beras di Indonesia bisa terpenuhi dan tidak akan ada lagi defisit atau pun impor.

Jangan Agresif Bisnis Sawit

Suswono juga meminta BUMN dan swasta jangan lebih memilih mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi lahan kelapa sawit.

“Jangan semua (lahan) disawitkan karena hati-hati harganya jatuh, apalagi kalau harga CPO dunia lagi tinggi atau ekonomi global melemah,” ujarnya.

Ia meminta BUMN dan swasta bersinergi untuk bisa membantu pemerintah menjaga cadangan bahan pangan nasional dengan membuka lahan untuk produksi padi dan kedelai.

“Peningkatan produktivitas paling tidak bisa 1,5 ton per hektare, sedangkan saat ini masih 1,3 ton per hektare,” kata dia.

Untuk kedelai saja Indonesia masih jauh dari takaran ideal untuk swasembada yang ditargetkan mencapai 2,5 juta ton per tahunnya. “Saat ini realisasi masih 800 ribu ton, dari kebutuhan 1,5 juta ton,” katanya. (inilah.com)