Banda Aceh — Produk kopi asal Aceh kini telah menjadi industri rumahan bagi sebagian masyarakat Aceh, dengan kualitas dan cita tinggi, sesuai dengan temanya, “Kopi Kuta Raja, cita rasa dunia” demikian ungkap Walikota Banda Aceh Mawardi Nurdin dalam sambutan saat membuka Festival Coffee and Food 2012 di Taman Sari, Rabu (31/10) malam.
“Pascatsunami perkembangan kopi sangat pesat di Aceh dan kualitas kopi Gayo saat ini salah satu yang termahal di dunia, selain memberikan dukungan kepada pengusaha kopi, Pemerintah Kota Banda Aceh juga mendukung pengembangan kopi organik,” jelas Mawardi.
Dikesempatan tersebut Mawardi juga berharap bagi pengusaha warung kopi untuk memanfaatkan festival ini dengan baik untuk menarik investor. “Festival ini ajang importir bagi pengusaha kopi Aceh karena disini hadir 30 warga Malaysia yang akan mencoba kopi olahan asal Aceh,” lanjut Mawardi.
Kopi Aceh mempunya kualitas yang tidak diragukan lagi, dan saat ini sudah go international, dan merupakan negara pengekspor ketiga di dunia. “Starbucks merupakan salah satu perusahaan yang telah menggunakan produk kopi Gayo, yang telah memasarkankannya ke seluruh dunia”, tambahnya.
Perkembangan warung kopi di Aceh saat ini, bukan lagi sekedar tempat minum secangkir kopi tetapi lebih dari itu, yaitu merupakan ajang pertukaran informasi dan tempat berkumpul banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas.
Mawardi juga menjelaskan kepada semua tamu yang hadir terutama tamu negara jiran bahwa, warung kopi di Aceh saat juga sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti, TV layar lebar, Wi-fi sehingga setiap orang bahkan mahasiswa dapat belajar dan juga merupakan tempat berbisnis yang nyaman bagi investor.
Ketua panitia acara Wahyudi dalam laporannya mengatakan festival ini berlangsung selama 5 hari, dari tanggal 31 Oktober sampai dengan 4 November 2012, festival ini salah satu program tahunan dari Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh untuk menarik wisatawan dan menumbuhkan jiwa usaha bagi pengusaha kopi dan kuliner di kota Banda Aceh.
Festival ini juga dimeriahkan dengan demo masak, hiburan musik serta terdapat 27 stand (gerai) kopi dan kuliner khas Aceh yang siap menyajikan kopi racikannya masing-masing. (*/seuramoe)
Belum ada komentar