Duta Besar Indonesia untuk Swedia (infopublik.depkominfo.go.id)

Banda Aceh — Duta Besar (Dubes) RI untuk Swedia DM Juniarta Sastrawan mengatakan produk kopi Aceh, yang memiliki cita rasa khas berpotensi dipasarkan di negara-negara Eropa khususnya Swedia.

“Masyarakat Swedia penggemar kopi seperti warga aceh, saya melihat kopi Aceh dengan cita rasanya khas itu memungkinkan dan berpotensi dipasarkan di negara-negara Eropa, khususnya Swedia,” katanya di Banda Aceh, Senin (19/11).

Dalam pertemuan dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Dubes RI untuk Swedia mengatakan pihaknya siap mempromosikan berbagai potensi investasi yang memungkinkan dilakukan pengusaha Swedia, di Aceh.

Tidak hanya investasi, katanya menambahkan Kedutaan juga akan melakukan promosi potensi wisata yang memungkinkan menarik minat kunjungan wisatawan, tidak hanya Swedia tapi juga Eropa khususnya ke Aceh.

“Kita akan bersinergi dan bersama-sama mempromosikan potensi investasi dan wisata Aceh ke masyarakat Swedia umumnya dan Eropa khususnya,” katanya.

Selain itu, dia juga mengatakan pihaknya akan “menjual” potensi ekonomi sektor pertanian dan kehutanan serta industri yang dimiliki Aceh kepada pengusaha di negara berpenduduk sekitar 9,4 juta jiwa tersebut.

Dalam pertemuan dengan Dubes RI untuk Swedia, Gubernur Zaini Abdullah juga didampingi pemangku “Wali Nanggroe” Malik Mahmud Al Haytar serta sejumlah pejabat Pemerintah Aceh.

Gubernur Zaini Abdullah menjelaskan banyak potensi ekonomi yang memungkinkan dilakukan kerja sama antara Aceh dengan Swedia, selain juga sektor pendidikan, kesehatan dan birokrasi.

“Bagi saya, Swedia adalah negara kedua sebagai tempat tinggal. Sebelum kembali ke Indonesia (Aceh) saya pernah tercatat sebagai penduduk Swedia. Jadi banyak hal memungkinan kerjasama dengan Swedia dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Aceh,” katanya menjelaskan.

Zaini mengatakan tidak kalah penting dan menarik dipelajari untuk diterapkan di Aceh, yakni sistem administrasi penduduk di Swedia.

“Kalau bisa kita adopsi sistem administrasi penduduk diterapkan di Swedia untuk diterapkan di Aceh,” kata Zaini menambahkan. (ant/metrotv)