Masjid Islamic Center Lhokseumawe (Foto rianputra84.wordpress.com)Lhokseumawe — Dalam rangka memperingati hari jadi Kota Lhokseumawe yang ke-11 Pemerintahan Kota Lhokseumawe mengadakan berbagai pameran yang telah dibuka langsung oleh Walikota Lhokseumawe pada Jumat (16/11) sore di jalan terminal baru labi-labi kota setempat.

Kegiatan acara pembukaan pun begitu meriah dengan adanya pementasan kesenian Rapai Aceh yang dilanjutkan dengan pembacaan doa bersama.

Pameran ini selain dimeriahkan pementasan kesenian daerah, turut dimeriahkan Miss Pariwisata Kota Lhokseumawe dan beberapa karya seni dari mahasiswa sampai ke siswa tingkat sekolah dasar dasar dengan berbagai kesenian kreatif mereka masing-masing dengan membawa nama sekolah mereka.

Tidak hanya itu masyarakat setempat pun tidak mau ketinggalan, mereka memamerkan beberapa hasil dari home industry masing-masing. Seperti produk pernak-pernik khas Aceh dan juga makanan khas Aceh lainnya.

Misalkan, timpahan, kerupuk dan juga kue-kue kering khas Aceh lainnya. Masyarakat pun sangat antusias dengan diadakannya pameran ini, apalagi mereka juga punya kesempatan untuk memamerkan hasil karyanya masing-masing. Hal ini terlihat dari berbagai hasil kerajinan masyarakat yang dipamerkan tersebut.

“Kami sangat senang sekali bisa memamerkan hasil dari karya seni kami masing-masing di pameran ini dan saya juga sangat berharap kedepannya kepada pemerintah Kota Lhokseumawe bisa membuat pameran seperti ini setiap satu tahun sampai tiga kali, karena kami rasa adanya pameran ini pendapatan masyarakat juga akan semakin bertambah. Apalagi masyarakat luas juga akan tahu dan lebih mengenal lagi akan budaya-budaya aceh baik itu yang sudah di perbaharui maupun yang masih dalam proses pengenalan kepada masyarakat luas,” imbuh Sutrisnawati (30).

Selain dari masyarakat Kota Lhokseumawe, dalam pameran ini ada juga beberapa masyarakat luar Kota Lhokseumawe yang turut meramaikan pameran tersebut.

“Saya suka sekali dengan pameran-pameran seperti ini, apalagi banyak yang dipamerkan itu hasil dari kerajinan masyarakat,” ungkap Usman Hasan (35) warga Peusangan, Kabupaten Bireuen. (*/kabarindonesia.com)