kakaoMASYARAKAT Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai tahun 2015, untuk itu Indonesia perlu meningkatkan perdagangan ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia masih belum memanfaakan perdagangan ASEAN secara maksimal, pasalnya, ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN baru mencapai 22% dari total ekspor Indonesia secara keseluruhan, sedang impor dari ASEAN besar US$ 53,8 miliar atau 28%-nya dari total impor dari seluruh dunia.

Produk-produk unggulan Indonesia yang berpotensi besar dikembangkan untuk dipasarkan ke negara-negara ASEAN antara lain produk komonditi, produk olahan kayu, tekstil, produk kulit olahan dan produk pakaian jadi.Peluang Indonesia untuk merebut pasar ASEAN sangat luas.

Luas areal tanaman kakao Indonesia tercatat 1,4 juta hektar dengan produksi kurang lebih 500 ribu ton pertahun,menempatkan Indonesia sebagai negara produsen terbesar ketiga dunia setelah Evory Coast (Pantai Gading)dan Ghana, dengan demikian telah membuat Indonesia menjadi negara produsen utama kakao di dunia, dan terbesar di ASEAN Tenggara.

Biji kakao maupun produk olahannya merupakan komoditi yang diperdagangankan secara internasional, dan Indonesia termasuk negara pengekspor penting dalam perdagangan biji kakao, sedangkan untuk produk olahan kakao saat ini belum menunjukan perkembangan yang berarti. Sebab Industri pengelolaan kakao di Indonesia saat ini belum berkembang, bahkan tertinggal dibandingkan dengan negara-negara olahan kakao yang tidak didukung ketersediaan bahan baku yang memadai seperti Malaysia.

Peluang Indonesia merebut pasar ASEAN sangatlah luas, pasalnya beberapa negara ASEAN produsen kakao seperti Vietnam, Malaysia, dan Filipina masih jauh dibawah Indonesia.

Hal tersebut perlu menjadi perhatian khusus Pemerintah dalam pengambangan dan peningkatan daya saing produk kakao, perlunya dikeluarkannya serangkaian kebijakan produksi dan perdagangan produk olahan kakao, pengembangan daya saing juga sangat diperlukan. (beritadaerah)