Jakarta — Pelukis Aceh yang kini bermukim di Yogyakarta, Mahdi Abdullah, menggelar pameran tunggal di Tujuh Bintang Art Space, Yogyakarta, 23-29 Juni 2012.

Pameran yang bertajuk trans.me.mo.ra.bi.lia” ini dikuratori oleh Mikke Susanto dan akan dibuka oleh Dr Werner Kraus (Direktur di Centre for Southeast Asian Art), Sabtu (23/6) malam.

Ini adalah pameran tunggal yang ke-17 kalinya untuk seorang pelukis yang baru saja menyelesaikan pendidikan magister seninya di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Pameran ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Mahdi karena setelah sebelumnya pada tahun 2009 dia menjalani residensi seniman di Centre for Southeast Asian Art, Passau, Jerman.

Mahdi mengatakan, dalam pameran ini menyajikan lima belas lukisan dan karya seni instalasi dengan tema pengungkapan sejarah “kegelapan” Orde Baru di Aceh, terutama saat Aceh diterapkan sebagai Daerah Operasi Militer (DOM).

Kurator Mikke dalam catatan kuratorialnya menuliskan “Mahdi melakukan ‘Monumentasi’ DOM sebagai upaya melahirkan karya sebagai catatan persitiwa.

Banyak peristiwa DOM yang diingatnya. Bukan hanya semata-mata melihat tubuh para korban yang berantakan, tetapi kenangannya mengenai DOM yang tak pernah luntur pada berbagai aspek kehidupan. (tribunnews)