Banda Aceh, Seputar Aceh – Laporan dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyebutkan, salah satu penyebab semakin meluasnya kerusakan hutan Aceh yakni pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit.

Muhammad Nur, Manajer Riset dan Informasi Walhi Aceh, mengatakan menurut catatan pihaknya saat ini izin Hak Guna Usaha (HGU) untuk perkebunan kelapa sawit di Aceh mencapai 465.976,832 hektare. Perkebunan tersebut dikuasai oleh 155 pemegang izin HGU.

Muhammad Nur juga mengatakan, dari data UN Intergovernmental Panel on Forests diketahui bahwa  penyebab penebangan dan degradasi hutan di Aceh merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang menggantikan hutan dengan perkebunan industri, seperti minyak kelapa sawit.

“Terutama Europe Union (EU), Cina , India dan Amerika Serikat dan diproduksi secara monokultur (tanaman satu jenis),” kata Muhammad Nur, Jumat (2/10).

Menurutnya, dampak buruk dari perkebunan monokultur kelapa sawit, telah dirasakan di Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea, Kamerun, Uganda, Cote de Ivory (Pantai Gading), Kamboja, Thailand dan juga di Kolombia, Equador, Peru, Brasil, Guatemala, Mexico, Nicaragua dan Costa Rica.

“Ini mengakibatkan habisnya sumber air, makanan, obat, spiritualitas dan budaya. Padahal, penebangan hutan di dunia merupakan sumber terbesar kedua yang berperan dalam meningkatnya level karbondioksida di atmosfer,” ujarnya. [sa-bna]