Banda Aceh — Pemerintah Provinsi Aceh akan memprioritaskan pengembangan sektor perkebunan di kawasan pantai barat dengan sistem perusahaan inti rakyat (PIR) untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

“Dalam pengelolaan dan pengembangannya ke depan pemerintah mengundang para pengusaha perkebunan untuk mengelola kebun sawit dan karet,” kata Wakil Ketua DPR Aceh Sulaiman Abda di Meulaboh, Senin (12/11).

Dalam rangkaian kunjungan kerja HUT ke-48 Partai Golkar di wilayah pantai barat Aceh, Sulaiman Abda menilai kawasan di daerah itu sangat mendukung pengembangan sektor perkebunan sawit dan karet, karena itu butuh perhatian penuh semua pihak.

Langkah yang perlu ditempuh pemerintah ke depan kata dia, mengusulkan plot anggaran untuk membuka kawasan kebun sawit dan karet guna memperluas areal pemanfaatan melalui dana otonomi khusus (Otsus).

Pengelolaan melalui program PIR tersebut untuk mencegah kegagalan dalam pengembangan perkebunan di tangan petani Aceh yang masih serba terbatas dalam pengetahuan dan modal usaha.

“Kami khawatir apabila pengelolaan sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat petani seperti bibit dan lahan, karena keterbatasan mereka dalam modal dan pengetahuan terpola dalam perawatan dan malahan bisa bibitnya dijual,” ujarnya.

Sulaiman Abda yang juga Ketua Partai Golkar Aceh ini menjelaskan, industri perkebunan sangat layak dikembangkan lebih luas di wilayah itu, karena telah didukung oleh adanya sarana dan prasarana jalan bantuan negara luar.

Ia membandingkan pemanfaatan sumber daya alam dengan membuka areal perkebunan jauh lebih bernilai ekonomis ketimbang memprioritaskan industri pertambangan yang berdampak pada rusaknya lingkungan.

Lahan tidur di kawasan itu belum terkelola sesuai potensi daerah, hanya Kabupaten Nagan Raya yang sudah menuju ke arah percepatan pertumbuhan ekonomi rakyat melalui pengembangan kebun sawit.

“Negara Vietnam yang dulu sangat terpuruk ekonomi masyarakatnya, kini maju dan makmur setelah mengelola lahan yang ada dijadikan areal perkebunan dan pertanian rakyat,” katanya. (ant)