Jakarta — Maraknya penyedia fiber optik liar di ibu kota membuat gerah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama. Ia menegaskan akan menertibkan perizinan penyedia infrastruktur fiber optik di Jakarta. Di samping juga puluhan penyedia infrastruktur provider seluler yang masih belum mengantongi izin.

“Dari 25 penyelenggara yang diberikan izin menggali untuk fiber optik, ternyata baru 3 yang memiliki izin resmi,” ujar Basuki, Senin (7/1).

Penyedia infrastruktur yang resmi dan mendapatkan izin sejak 2010 lalu antara lain PT Citra Sari Makmur, PT iForte, dan PT BIT Teknologi.

Basuki menginginkan nantinya, di Jakarta tidak ada lagi tiang seluler yang berantakan. Karena di kota-kota maju, untuk memasang jaringan optik diintegrasikan dengan tiang lampu atau listrik. “Supaya teratur, dan jika menjadi smart city saya ingin fiber optik bisa sampai RT/RW. Kita akan bikin surat pemberitahuan dan peringatan ke seluruh perusahaan,” tegasnya.

Untuk itu, lanjut Basuki, pihak Pemprov DKI akan melakukan perhitungan terlebih dahulu. Karena jika memakai lahan DKI, sudah pasti ada biaya sewanya. “Kita mesti hitung kalau tanam di DKI mesti ada kompensasi. Tidak akan dibuat BUMD, tapi akan kita siapkan pergub untuk lebih tertib dan minta retribusi kepada penyedia infrastruktur karena memakai lahan pemda,” paparnya.

Hal ini dilakukan, untuk menambah pendapatan Pempov DKI. “Kita akan tertibkan yang ilegal, dan beri reward yang legal. Kita akan kejar pendapatan Rp 100 triliun tahun ini,” ucapnya.

Presiden Direktur PT iForte, Peter Djatmiko mengatakan, pihaknya sangat mendukung langkah Pemprov DKI yang ingin menertibkan penyelenggara fiber optik. Namun begitu, seluruh aturannya harus lebih diperjelas. “Kita ini yang legal dan punya kewajiban kepada pemprov, jadi harus ada perlindungan,” harapnya.

Peter mengatakan, pihaknya telah memberikan kompensasi kepada pemprov berupa pemberian jaringan Global Positioning System (GPS) di bus Transjakarta koridor 1 sebanyak 90 bus, CCTV di sepanjang koridor 1, dan konektivitas ke 5 kantor Walikota. “Kita sudah punya 60 tiang perangkat fiber optik, dan tahun ini 500 perangkat BTS,” paparnya. (beritajakarta.com)