Banda Aceh – Pemerintah Kota Banda Aceh menganggarkan Rp16 miliar untuk pengadaan pipa penyaluran air bersih ke rumah warga. Diharapkan pada Agustus 2010, kota tersebut bebas dari permasalahan air bersih.

Walikota Banda Aceh Mawardi Nurdin mengatakan, anggaran Rp16 miliar untuk pengadaan pipa pembuang dan pipa penyalur air bersih PDAM Tirta Daroy.

“NGO sebelumnya hanya membantu pipa induk saja, sehingga untuk pipa pembuang dan penyalur harus disedikan Pemko,” ujar walikota, kemarin.

Selain pipa bantuan NGO, sebelumnya BRR Aceh-Nias juga pernah membantu pengadaan dan pemasangan pipa pembuang dan pipa penyalur air bersih di Kota Banda Aceh. Namun demikian, kata Mawardi, pipa tersebut tidak bisa digunakan maksimal oleh PDAM untuk menyalurkan air bersih kepada warga.

“Pemasangan pipa dari BRR itu banyak dikerjakan asal jadi sehingga fungsinya tidak maksimal. Karena saat pemasangan pipa, rekanan tidak meminta kita untuk mendampingi,” jelas Mawardi.

Pemerintah harus menggali kembali pipa air di Kota Banda Aceh yang sudah banyak tersumbat akibat gempa dan tsunami pada 2004. Namun demikian, Mawardy mengakui permasalahan air bersih bukan hanya disebabkan kerusakan pipa, tetapi adanya penyambungan pipa ilegal oleh masyarakat dengan menggunakan jasa calo dari PDAM.

“Akibat penyambungan ilegal di pipa induk itu membuat tekanan air PDAM melemah. Sehingga sebagian warga harus menggunakan mesin penyedot air, bahkan ada yang tidak dapat menikmati air bersih PDAM,” katanya.

Mawardi menghimbau warga Kota Banda Aceh tidak percaya kepada calo yang menawarkan jasa air bersih dengan konpensasi uang yang besar dari harga sebenarnya.

“Warga tidak perlu risau, karena pada Agustus atau September (tahun ini-red) permasalahan air bersih sudah terselesaikan. Para calo di PDAM juga sudah ada yang dipecat,” kata Mawardi.(*/ha/car)