Blangpidie – Pertumbuhan ekonomi, khususnya di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dalam kurun waktu setahun terakhir dinilai turun ke level terendah. Indikator tersebut terlihat dari tingkat peredaran uang atau makin melemahnya daya beli masyarakat.

Selain itu, investasi yang masuk ke daerah juga nihil sehingga pembangunan dibeberapa sektor mengalami stagnan (tidak berjalan). “Bahkan sektor tertentu seperti Industri malah mengalami pertumbuhan yang sangat nihil atau nol persen,” nilai Mus Mulyadi Lingga, Konsultan dari Forda-UKM Blangpidie, Kamis (8/7/2010).

Kondisi tersebut, menurut dia, harus menjadi perhatian serius pemerintah untuk segera membuat program ekonomi prioritas dan membuka akses masuknya investasi. Termasuk dibidang pertanian dan perkebunan, perikanan, serta pertambangan.

“Pertambangan emas dan ekplorasi biji besi yang sudah dilakukan tentu menjadi salah satu harapan kita,” ujarnya.

Meski demikian, dia menyarankan agar pemerintah serius membangun sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang saat ini dianggap memiliki potensi yang sangat besar di Abdya, khususnya sektor perdagangan dan perkebunan.

“Tapi, yang terjadi saat ini, pemerintah terkesan mematikan sektor perdagangan dan pasar yang ada di daerah, contohnya, dengan mengadakan pembelian kebutuhan internal pemerintahan secara monopoli dan bahkan ada yang dilakukan keluar daerah. Padahal, jika saja pemerintah membelanjakan dananya di daerah, tentu akan membuat gairah pasar dan peredaran uang di masyarakat semakin meningkat,” sebut Mus Mulyadi.

Kepala Bank BPD Aceh Cabang Blangpidie, Said Hambali SE secara terpisah mengakui pertumbuhan ekonomi di daerah itu sangat rendah dan bahkan dapat dikategorikan anjlok.

“Lemahnya daya beli di masyarakat bisa menjadi indikator tersebut, tetapi kondisi itu bukan hanya terjadi di Abdya, tetapi juga di daerah lainnya,” sebut Said.

Said menyatakan, BDP Blang Pidie siap memberdayakan sektor UMKM yang dinilai memiliki potensi yang sangat baik di Abdya, khususnya bidang perkebunan.(*/ha/fri)