Meulaboh – Ratusan perempuan di Komplek Perumahan Islamic Relife Desa Blang Beurandang Kecamatan Johan Pahlawan sore kemarin menyegel Sekolah Dasar (SD) Negeri 17 Meulaboh. Penyegelan itu dilakukan lantaran warga merasa tertipu dengan pembelian lahan untuk lokasi sekolah tersebut.

Sekitar pukul 16.00 WIB Senin (5/4/2010) kaum hawa berbondong-bondong mendatangi sekolah itu. Mereka membawa martil dan cat serta paku guna menyegel pintu pagar dan pintu ruang dewan guru. Mereka merasa tertipu oleh calo tanah yang mengutip uang pada mereka dengan alasan pembebasan lokasi sekolah.

Safwan, salah seorang perempuan menuturkan, awal tahun 2006 lalu, warga dipungut uang sebesar Rp1,8 juta oleh Dahlan, salah seorang petinggi dalam komplek itu, dengan alasan pembelian tanah untuk pembangunan sekolah dasar di komplek itu.

Namun, setelah itu warga mengetahui tanah tersebut sudah dibeli oleh Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR). “Anehnya uang kami tidak tahu dibawa kemana,  kami telah menempuh jalan terbaik supaya ada penyelesaian, termasuk mendatangi DPRK, ironisnya lagi ketika kami panggil orang yang mengutip dana itu sampai sekarang tidak mau bertemu, apa lagi mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ungkap Safwan.

Di tempat yang sama, Asriati, dengan nada tinggi mengatakan, jika tidak ada pengembalian uang warga yang telah diambil itu, sekolah itu akan terus disegel. “Apapun kami hadapi resikonya, siapa yang berani buka sebelum ada penyelesaian dengan kami akan kami hadapi dengan parang,” ujarnya penuh emosi.

Menurut Asriati, pihaknya merasa sangat sakit dengan petinggi di komplek itu, pasalnya bagi warga Rp1,8 juta itu bukan sedikit, dan jangka waktu pencarian yang cukup lama. “Bayangkan semua kami di sini yang ditipu 141 Kepala Keluarga, berapa banyak uang yang dia makan itu, mungkin ada juga pihak lain yang ikut bermain, karena sejauh ini tak ada yang mengusut kasus itu,” tandasnya.(*/ha/azh)