Bireuen, Seputar Aceh –Kawasan tengah dan pesisir Kacamatan Samalanga dilaporkkan diserbu banjir bandang, bercampur lumpur. Banjir bandang tersebut memporak-porandakan tempat tinggal warga sepanjang aliran Krueng Batee Iliek. Beberapa bangunan di lokasi objek wisata tersebut juga tak luput dari terjangan air di malam buta itu. Diperkirakan kerugian harta benda mencapai Rp350 juta lebih.

Menurut informasi yang dihimpun Seputar Aceh Mingu (20/12) pagi, luapan banjir bandang itu terjadi dan mulai merangkak naik pada Sabtu malam (19/12) sekira pukul 20.30 WIB. Mengetahui hal itu, para perangkat desa setempat langsung memberitahukan dengan mengumumkan dari Meunasah, meminta masyarakat untuk mengwaspadai kemungkinan terjadinya berbagai hal.

Muhammad Ben,  warga Samalanga Minggu  (20/12) mengaku, luapan air bah mulai bergerak naik dan merambah kepemukiman masyarakat di Kota Samalanga sejak pukul 20.30 Wib, akibat kejadian itu, warga mulai panik dan mengungsi ke Meunasah dan sejumlah lokasi yang dianggap aman.

“Air sungai mulai naik sekitar pukul 20.30 WIB, lalu  diberitahukan kepada warga lain serta kepada pemilik warung sekitar Batee Iliek, namun disaat bersamaan,  ketinggian air terus naik dan nyaris tumpah ke atas badan jalan,” katanya.

Warga semakin panik saat air sungai mengalir sangat deras. Arusnya  menghanyutkan batu besar di aliran itu dan  mengeluarkan suara dentumam. “Kerena arusnya begitu deras, sejumlah batang pohon besar juga ikut hanyut dari hulu hingga menghantam sedikitnta 20 lebih warung rujak milik pedagang yang berada di pinggir aliran sungai Batee Iliek,” kata Sulaiman salah seorang warga lainnya.

Camat Samalanga, Darwansyah saat dikonfirmasi Seputar Aceh mengatakan, sedikitnya 25 unit jambo rujak hancur, dan kepanikan juga melanda masyarakat di 13 desa di wilayahnya. Ribuan masyarakat dari sejumlah desa mengungsi ke sejumlah Mesjid, Meunasah serta tempat yang dianggap aman dari cengkraman banjir bandang itu.

“Kejadian ini secara tiba-tiba, apalagi di Samalanga tidak ada hujan, tapi secara mengejutkan, air sungai meluap dan menghantam rumah dan warung  masyarakat,” kata Darwansyah.

Sementara itu, amatan Seputar Aceh Minggu (20/12) pagi, kondisi luapan air mulai surut, namun  arus air di sungai masih mengalir sangat deras, kondisi airnya bercampur lumpur hitam dari arah pengunungan. Selian warung, Jambo, puluhan ternak warga juga ikut tergulung dan lenyap disapu air bajir bandang tersebut. [sa-ful]