Sejumlah calon haji asal  Indonesia memakai  masker ketika melintas  dikawasan perdagangan di Misfalah, Makkah,TIDAK ada satupun jemaah haji dari seluruh dunia yang terindikasi terserang corona virus sampai penyelenggaraan ibadah haji mendekati waktu wukuf di Arafah, kata Ketua Tim Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Haji Kemenkes Dr Candra Yoga.

“Sampai sejauh ini tidak ada satupun jemaah yang terkena virus corona dengan gejala batuk dan demam. Padahal jutaan jemaah dari seluruh dunia sudah berkumpul di Masjidil Haram,” katanya di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mekkah, Kamis (10/10).

Ia menjelaskan, angka kematian biasa mencapai 50% dari mereka yang terinfeksi virus itu, tetapi tingkat mortalitas itu terus menurun sejak mulai ditemukan September 2012.

“Awalnya angka yang kematian mencapai 140 sampai 150-an namun akhirnya terus menurun. Sehingga WHO belum bisa memasukkan sebagai Public health pandemic,” katanya.

Ia juga mengungkapkan unta di Arab Saudi bukan pembawa virus itu karena yang diberitakan unta sebagai pembawa virus adalah unta dari Mesir dan Oman.

“Itu merupakan penelitian ilmiah bahwa sejumlah unta di dua negara itu membawa virus, tetapi tidak ditemukan warga sekitar unta itu yang terkena virus corona,” katanya.

Sebelumnya staf Divisi Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Anna Uyainah mengatakan corona virus atau virus korona memang menyebar di sejumlah negara arab, tapi tidak perlu dikhawatirkan, karena hingga saat ini belum ada laporan jamaah haji meninggal dunia karena virus ini.

Menurut dia, yang paling penting adalah mengetahui pencegahan penularannya, yaitu dengan menggunakan masker saat beraktivitas menjalankan ibadah haji, sering mencuci kedua tangan setelah memegang benda asing dan menjaga jenis serta pola makan.

“Gunakan masker dengan bahan kain yang mudah dicuci berulang kali dan jangan meletakkan masker di dalam kamar dalam keadaan habis dipakai, karena virus yang menempel bisa menyebar di dalam ruangan,” ujarnya.

Anna mengemukakan, gejala orang yang terjangkit virus korona hampir mirip dengan gejala influenza, namun lebih berat, seperti batuk dan flu berkepanjangan, sesak nafas, nyeri pada dada dan panas tinggi. (ant)