Takengon – Jangan ke depankan  egoisme dalam hal penyelamatan hutan. Penegasan itu disampaikan Bupati Aceh Tengah Ir H Nasaruddin MM,  saat membuka  seminar sehari multi pihak dengan tema Kolaborasi  Penyelamatan Hutan  dan Air untuk Kesejahteraan  Masyarakat, Rabu (4/07) di Hotel Mahara Takengon.

Seminar yang didikuti  40 peserta  yang bersal dari  dua Kabupaten, yaitu  Aceh Tengah dan Bener Meriah ini, dihadiri Bupati Aceh Tengah Ir H Nasaruddin MM,  Project Leader  Program Perlindungan DAS dan aliran Sungai YLI,  DR Sahrul,  Kadis Perkebunan dan Kehutanan  Aceh Tengah Ir Syahrial, perwakilan WWF  serta perwakilan  CII untuk Aceh.

Menurut Nasaruddin, saat ini banyak orang berbicara masalah pelestarian lingkungan, akan tetapi dia tidak mengerti masalah kelaparan, orang banyak berbicara masalah hutan, tapi mereka tidak pernah mengupas masalah pertanian.“Sebagai pimpinan daerah kami harus melihat permasalahan ini secara integral,” katanya.

Nasaruddin juga mengharapkan agar  lahir rekomendasi bagaimana cara menjaga hutan sehingga hutan lestari, dan bagaimana caranya untuk bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat tapi bukan dalam bentuk kwalitatif bukan dalam bentuk uraian-uraian. “Namun yang diharapakan adalah dalam bentuk yang kwantitatif dengan menentukan hutan mana yang harus di jaga dan masyarakat mana yang harus di sejahterakan,” harapnya.

Menyangkut dengan keberadaan daerah aliran sungai (DAS)  Krung Pesangan yang berhulu di Danau Laut Tawar dan dengan berbagai problem yang di alami saat ini, dia mengharapkan juga melalui forum ini  akan bisa di  fahami secara menyeluruh.

Sebelumnya  Saodah Lubis  panitia pelaksana dari Tim Leader conservasion International melaporkan bahwa tujuan  kegiatan seminar ini, adalah dalam rangka untuk meningkatkan koordinasi dan kolabirasi baik  pemerintah  pusat maupun daerah serta berbagai partnership lainnya, sehingga  pelaksanaan perlindungan hutandan air dapat lebih baik, serta menguatkan komitmen dari semua  pihak  untuk penyelamatan hutan.cal