Lhokseumawe, Seputar Aceh – Grup lawak Eumpang breuh dan musisi etnik Rafly mengajak Pemerintah Aceh menyelamatkan situs sejarah kerajaan Islam Samudera Pasai yang selama ini belum mendapat perhatian serius.

Ajakan ini disampaikan pada puncak ulang tahun Persatuan Wartawan Aceh (PWA) kedua, di Gedung ACC Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Selasa (17/11) malam.

Abdul Hadi alias Bang Joni, punggawa Eumpang Breuh, mengingatkan pemerintah agar tidak mengabaikan situs-situs sejarah Pasai. Meski terbungkus komedi, ia dan pelawak lainnya sukses menyampaikan pesan-pesan penting terkait pelestarian situs sejarah tersebut.

Rafly, di sela penampilannya yang menyumbangkan delapan lagu untuk menghibur tamu dan undangan seremoni ulang tahun PWA, juga mengajak semua pihak bersandar kembali pada budaya Aceh.

Hal sama juga ditegaskan Ketua Umum PWA, Ibrahim Ahmad, dalam sambutanya pada acara itu. Menurut dia, situs sejarah Samudera Pasai merupakan warisan dan aset bangsa, sehingga menjadi tanggung jawab pemerintah dan berbagai elemen masyarakat untuk melestarikannya.

“Perlu keseriusan. Jangan hanya makan Sultan Malikussaleh dan makam Ratu Nahrisyah saja dipugar, sedangkan makam-makan para sultan dan pemuka kerajaan Samudera Pasai lainya terabaikan,” kata wartawan senior ini.

“Sejarah Samudera Pasai itu bagian dari identitas kita. Karena itu, kawasan peninggalan sejarah Samudera Pasai sepatutnya mendapat perhatian serius untuk dilestarikan secara tepat,” ujarnya. [sa-rza]