Solo — Nilai transaksi penjualan emas berbagai jenis di Kota Solo di awal 2013 mengalami kenaikan yang fantastis dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi penjualan emas mengalami kenaikan sebesar 150 persen.

Pemilik Toko Menara Mas di kawasan Coyudan, Solo,Jawa Tengah Bayu Murti mencatat, memasuki awal 2013, total realisasi penjualan emas perhiasan di tempatnya tumbuh 10 persen hingga 20 persen dari tahun sebelumnya. Hal tersebut terjadi lantaran melambungnya harga emas dunia dalam kurun waktu bersamaan.

Adapun dari total penjualan emas sebanyak itu, lanjut dia, sebagian konsumennya lebih tertarik membeli perhiasan jenis kalung dan cincin seberat 10 gram ke bawah.

“Kadar emas yang sering dicari pembeli itu yang 40 persen. Saya optimistis, angka ini akan lebih meningkat lagi saat Hari Raya Idul Fitri. Pada tahun lalu, saat Idul Fitri, kenaikannya mencapai 10 persen dibanding bulan sebelumnya,” jelas Bayu saat berbincang dengan Okezone, di Solo, Jawa Tengah, Rabu (16/1).

Namun, menurut Bayu, ini baru prediksi awal dengan melihat melonjaknya harga jual emas di awal tahun. Kondisi berbeda terjadi bila pemerintah mengeluarkan kebijakan baru seperti menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) atau Tarif Dasar Listrik (TDL).

“Kalau ini terjadi, bisa memicu penurunan transaksi penjualan emas. Namun angka penurunannya tidak terlalu banyak karena bisnis ini masih menjanjikan prospek yang cukup bagus,” ujarnya.

Hal sama juga juga diutarakan penjual toko mas Jangkar Kurniadi. Menurut Kurniadi, dengan adanya kondisi ini, semakin membuktikan bahwa potensi pasar bisnis penjualan emas di Kota Solo masih cerah.

“Ini dipicu tingkat kesadaran masyarakat yang memilih emas sebagai investasi. Mereka menilai, menabung emas lebih menjanjikan keuntungan yang besar ketimbang deposito di lembaga perbankan,” paparnya.

Di samping itu, sebagian konsumen merasa pola investasi di sektor emas ini juga fleksibel dan mudah dicairkan setiap waktu. Karena itu, pada 2013 ini dirinya sangat optimistis mampu membukukan pertumbuhan penjualan emas mencapai 200 persen.

“Kita optimistis, target sebesar itu bakal tercapai karena minat pasar yang tertarik berinvestasi emas sangat tinggi. Situasi itu terlihat dari jumlah emas yang terjual sejak Oktober lalu berkisar 1-1,5 kilogram (kg). Sedangkan di Januari sudah 80-100 gram,” kata dia.

Mayoritas pembeli yang datang, jelasnya, berasal dari berbagai kalangan mulai dari pegawai kantoran serta para wisarusahawan pemula. (okezone.com)