Ilustrasi uang rupiah (antaranews.com)

Ilustrasi uang rupiah (antaranews.com)PADA tahun 2030, separuh nilai kapitalisasi modal global bakal berputar di negara-negara berkembang. Hal itu terungkap dari sebuah laporan terbaru Global Development Horizons (GDH) Bank Dunia yang dimuat di finfacts.ie. Nilai kapitalisasinya mencapai USD 158 triliun dengan kurs rupiah 2010.

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa modal tersebut akan terpusat di negara-negara Asia Timur dan Amerika Latin, dengan China dan India sebagai kontributor terbesar. Kontribusi negara-negara berkembang terhadap pertumbuhan global akan meningkat dari 73% pada 2015 sampai 87% pada tahun 2030. Bahkan, kontribusi negara berkembang akan mencapai 93% pada akhir periode tersebut.

Kepala Ekonom Bank Dunia Kaushik Basu menilai GDH cukup represetatif untuk mengintip masa depan. “Kita tahu dari pengalaman berbagai negara seperti Korea Selatan, Indonesia, Brasil, Turki, dan Afrika Selatan. Bahwa investasi memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang,” ungkap dia.

Hingga 2030, kontribusi negara-negara berkembang bakal meningkat tiga kali lipat. Itu didorong dengan meningkatkanya populasi dunia yang akan meningkat dari 7 miliar pada 2010 menjadi 8,5 miliar pada 2030, serta makin banyaknya populasi berusia tua di negara-negara maju, perubahan-perubahan demografis akan sangat mempengaruhi pergeseran-pergeseran struktural ini.

Basu mengatakan, kurang dari satu generasi, investasi global akan didominasi oleh negara-negara berkembang dengan menempatkan China dan India menjadi investor terbesar dengan mencakup 38 persen dari investasi 2030.

“Semua ini akan mengubah lansekap ekonomi global,” tandasnya.

Selain itu, dalam laporan itu juga disebutkan faktor pendorong lainnya populasi angkatan kerja muda di negara berkembang, yang bertambah sekitar 1,4 miliar selama kurun 2015-2030. (jaringnews.com)