Wali Kota Banda Aceh foto bersama dengan para penyair dari berbagai negara acara Aceh International Poet Summit (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Wali Kota Banda Aceh foto bersama dengan para penyair dari berbagai negara acara Aceh International Poet Summit (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)

Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyerahkan cinderamata kepada Atzimba Becerril (Meksiko) peserta acara Aceh International Poet Summit di Banda Aceh (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)SEBANYAK 27 judul buku antologi puisi penyair dari sejumlah negara akan diluncurkan pada acara Pembukaan Temu Penyair Internasional 8 Negara di Anjong Mon Mata Banda Aceh, Jumat (15/07/2016) malam.

Temu penyair dihadiri oleh 8 negara diantaranya Atzimba Becerril dari Meksiko, Yang Seung Yoon dari Korea Selatan, Amir Rahimi perwakilan dari Iran,  Nik Abdul Rakib bin Nik Hassan dari Thailand, Raja Ahmad Aminullah dari Malaysia, Zefri Hariff dari Brunai Darussalam, Anie Din dari Singapura dan Rida K Liansi dari Indonesia.

Salah satu agenda Temu Penyair 8 Negara yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh berkerjasama dengan Lapena (Intitute Culture & Society) Aceh, tanggal 15-18 Juli 2016 adalah launching buku puisi, seminar sastra bangsa, pembacaan puisi pserta TP8N, bedah buku, dan City Tour kota Banda Aceh.

Menurut Koordinator Acara, Helmi Hass, buku puisi penyair dari luar Indonesia yang sudah siap diluncurkan dari Malaysia antologi puisi Prof Siti Zainon Ismail, dua judul buku (Puisi Putih Sang Kekasih dan Surat dari Awan) serta Rosmiaty Shaari (Daun Nan Bercinta).

Dari Singapura, antologi puisi Anie Din (Bahtera Besar Siapa Punya) dan Korea Selatan, buku Prof Yang Seung Yoon (Spirit Budaya Korea).

“Ke-empat penyair luar ini sudah lama mendaftar diri untuk diluncurkan bukunya dalam pertemuan penyair 8 negara di Aceh,” kata Helmi Hass yang juga Direktur Eksekutif Lapena.

Sedangkan dari Indonesia , sebut Helmi, buku yang siap diluncurkan antologi puisi Maman S Mahayana (Jejak Seol), Mahwi Air Tawar (Taneyan), Ahmadun Yosi Herfanda (Dari Negeri Daun Gugur), Isbedy Stiawan ZS (Melipat Petang ke dalam Kain Ibu).

Fakhrunnas Jabar (Air Mata Musim Gugur), Ramayani Riance (Behrouz dan Pertunjukan Hujan). Dino Umahuk (Laut Maluku Lekuk Tubuhku), Arsyad Indradi (Puisi 1500 Haiku), Ibnu Mahyudi, dua buku (Dari Negeri Ironi dan Setengah Perjalanan), Ika Mustika (Mustika 40 Puisi), Kunni Masrohanti (Perempuan Ibu), Sastri Bakri (Kebenaran Tanpa Rasa Takut) dan Rudi Fofid Dkk (Mata Ombak).

Sementara buku penyair Aceh, tambah Helmi, masing-masing antologi puisi D Kemalawati (Bayang Ibu), LK Ara (Kau Pergi), Fikar W Eda (Sepiring Mie Aceh, Secangkir Kopi Gayo, Bertalam Giok Nagan), Rosni Idham (Nyanyian Sukma).

Antologi puisi Salman S Yoga (White Orchids Gayo Soil), Larasati Sahara (Hujan di Atas Kertas), Mahdi Idris (Kidung Setangkai Sunyi) dan Teuku Ahmad Dadek Dkk (Jejak Jati Diri).[]