The Wolverine, Aksi Superhero Bercakar Besi di Negeri Samurai

The Wolverine, Aksi Superhero Bercakar Besi di Negeri Samurai

THE Wolverine 2013, Melanjutkan kisah dari ‘X-Men: The Last Stand 2006’. Cerita bermula ketika Wolverine (Hugh Jackman) berada di sebuah daerah liar Kanada setelah ia mengundurkan diri dari X-Men.

Ia memutuskan untuk mengalienasi dirinya karena Ia selalu teringat dan berhalusinasi dengan sosok Jean Grey (Famke Janssen) yang sudah dibunuhnya secara terpaksa.

Secara fisik Logan memang tidak akan pernah bisa sakit, dia sanggup menyembuhkan dirinya sendiri dalam waktu cepat. Namun, luka hatinya begitu dalam sehingga wajah Jean sering kali melintas dalam mimpinya.

Suatu malam, diperlihakan salah satu ingatan Wolverine dimana ia pernah menyelamatkan salah satu prajurit Jepang dari serangan bom saat ia berada di Nagasaki pada 1945.

Lalu setelah terbangun, Wolverine merasa terganggu atas terbunuhnya seekor beruang sehingga ia pun menghampiri beberapa pemburu yang dianggap telah mempermainkan beruang tersebut.

Pada saat hendak berkelahi, Wolverine tiba-tiba saja dihampiri oleh seorang wanita bernama Yukio (Rila Fukushima). Yukio pun menenangkan Wolverine dan mengajaknya untuk pergi ke Jepang. Logan menolak untuk pergi ke Jepang. Yukio memaksa dan berkata bahwa Tuan Yashida (Haruhiko Yamanouchi)–sosok yang telah diselamatkan Wolverine di perang dunia II–ingin menyampaikan salam terakhirnya.

Tujuan untuk menyampaikan salam terakhir berubah menjadi jalan melindungi cucu Tuan Yashida, Mariko (Tao Okamoto) yang diserang oleh sekelompok Yakuza berbahaya. Logan pun menemukan dirinya berada di posisi yang sulit, di antara melindungi Mariko dan bermasalah dengan dengan kekuatannya dirinya mendadak hilang.

Hugh Jackman kembali tampil beringas, dan itu salah satu daya tarik film ini. Namun, ada yang lebih spesial dalam Wolverine versi terbaru ini. Penonton bisa menyaksikan Hugh Jackman menampilkan sisi Wolverine yang rapuh dan tersiksa. Hampir seperti Jean Valjean dalam ‘Les Miserables’, hanya saja dengan tambahan cakar dan tanpa nyanyian.

Duo penulis skrip Christopher McQuarrie dan Mark Bomback sengaja membuat Wolverine menjadi lemah yang ternyata membuat karakter ini menjadi semakin menarik. Plot cerita yang sengaja dibuat dengan memfokuskan perjalanan batin Wolverine membuat sang hero terlihat lebih humanis dari yang sudah-sudah.

Titik lemah film ini ada dalam hal penataan cerita, adegan laga, serta dramatisasi yang tidak terlihat dengan baik. Bahkan, watak setiap tokoh pun tidak digali sejajar dengan jalan cerita. Ditambah lagi, terdapat beberapa momen yang seharusnya lebih seru jika dibuat jenaka, tetapi sang sutradara seolah melewatkan hal tersebut.

Dalam beberapa momen pertarungan, banyak sekali kekosongan yang terjadi. Sehingga dari berbagai adegan laga yang ada, terlihat seperti tak memiliki makna dan hanya menjadi pertempuran yang sia-sia belaka. Padahal, terdapat korban berjatuhan di beberapa adegan pertarungan yang terlihat akibat sifat liar Wolverine yang terlalu berlebihan.

Dengan latar Setting-nya di Jepang juga adegan cakar besi melawan pedang samurai dan pengaruh film noir yang kental membuat ‘The Wolverine’ tetap menjadi film yang menawan untuk menjadi tontonan akhir pekan.(detik.com/liputan6.com)