IMYA 2013GLOBAL Peace Festival Indonesia Foundation (GPFIF) menyelenggarakan International Multifaith Youth Assembly (IMYA) 2013 di Makassar pada 25 hingga 28 September 2013. Bertempat di Colonial Hotel Makassar, IMYA mempertemukan seratus pemuda dari berbagai negara untuk berdialog tentang keberagaman keyakinan.

Mengangkat tema “Spreading Seeds of Peace and Love through New Interfaith Paradigm for the 21st Century”, IMYA 2013 diselenggarakan untuk menyebarkan semangat toleransi antar umat beragama kepada pemuda Indonesia.

Melalui kata sambutannya pada upacara pembukaan IMYA 2013, Wakil Menteri Agama Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar menyatakan isu interfaith penting untuk diketahui oleh anak muda dewasa ini. Ia berpendapat, keberagaman merupakan bagian dari masyarakat Indonesia, dan anak muda perlu memiliki persepektif yang baik terkait dengan isu tersebut.

“Saya senang bertemu dengan banyak pemuda yang mendiskusikan isu interfaith dan saya berpendapat pertemuan ini penting bagi pemuda Makassar. Saya baru saja kembali dari Jordania dan disana saya mendapati bahwa saat ini kita harus mengadakan banyak kegiatan positif untuk generasi yang berusia dibawah 40 tahun, sehingga memudahkan kita untuk mengubah mindset. Kita mengenal Karaen Pattingalloang sebagai pahlawan Sulawesi yang menggagas interfaith dialogue di masa lampau, karena itu saya rasa bukan tidak mungkin Sulawesi Selatan akan menjadi kiblat dalam mempelajari isu toleransi,” ujarnya.

“Interfaith bukan hanya agama, tapi berbagai aspek misalnya ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Saya rasa kita tidak perlu mempersoalkan isu interfaith, tapi justru merayakan perbedaan. Lukisan tidak akan indah ketika monoton warna putih, tapi akan indah ketika berwarna-warni. Saya rasa akan lebih baik bila kita tidak mengatasnamakan agama untuk melakukan kekerasan atau untuk memisahkan diri dengan saudara-saudara kita. Mari kita memberi semangat untuk berdamai, membangun, dan kemanusiaan,” demikian dituturkan oleh Prof. Nasaruddin Umar.

Ketua Pelaksana IMYA 2013, Naskar F Hansam secara terpisah menyatakan dirinya berharap IMYA 2013 bisa menghilangkan berbagai permasalahan terkait rasisme yang masih sering terjadi di masyarakat kita.

“Sebagai anak muda Makassar, saya bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan ini. IMYA 2013 merupakan program yang diselenggarakan oleh GPF Indonesia untuk menginspirasi anak muda tentang pentingnya keberagaman. Saya berharap tidak ada lagi rasisme, karena event ini kami selenggarakan untuk menghilangkan perbedaan diantara kita. Melalui IMYA 2013, kami mengundang anda semua untuk tidak hanya berdiskusi namun melakukan aksi nyata untuk semakin menyebarkan pemahaman tentang interfaith,” sebutnya.

Selama empat hari para peserta yang berasal dari dalam dan luar negeri akan mengikuti berbagai rangkaian acara yang tahun ini dikemas lebih menarik dari tahun sebelumnya seperti; seminar, flashmob anti kekerasan, kunjungan ke tempat-tempat peribadatan, deklarasi perdamaian dan aktivitas melayani masyarakat. Peserta IMYA 2013 tidak hanya berasal dari Indonesia tapi dari berbagai negara seperti Malaysia, Kamboja, Pakistan, Afganistan, dan beberapa negara Timur Tengah. (rel)