Medan – Walikota Medan, Drs H Rahudman Harahap MM, mengakui saat ini mengaji di waktu maghrib sudah mulai pudar. Padahal, mengaji di waktu maghrib merupakan peninggalan orang tua yang manfaatnya sangat luar biasa.

“Dimana pada waktu maghrib kita berkesempatan berkumpul bersama, untuk sholat bersama, belajar bersama dan makan bersama,” kata Walikota pada safari maghrib mengaji di Masjid Al-Hikmah Jalan Letda Sujono, Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung, kemarin malam.

Dikatakan, gerakan maghrib mengaji adalah program pemerintah untuk membudidayakan membaca Al-Quran setelah sholat maghrib, dengan melarang menyalakan atau menghidupkan televisi pada saat magrib. Hal ini, kata Walikota, merupakan salah satu upaya untuk membentuk karakter/kepribadian anak atau generasi muda. “Orang tua di rumah diharapkan dapat lebih memperhatikan kegiatan anak-anaknya di rumah,” imbaunya.

Menurut Walikota, televisi merupakan salah satu wujud kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, sekaligus merupakan bagian dari kebutuhan manusia terus berkembang.

Namun, disadari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi tersebut harus diimbangi dengan meningkatkan kualitas nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepala Allah SWT..“Kita sadar Iptek yang tidak dibarengi dengan landasan iman dan taqwa maka teknologi akan cendrung membawa kerusakan pada umat manusia, bahkan alam semesta, “ ujar Rahudman.

Ditambahkan, kumpul bersama keluarga juga dapat mendorong transfer pengetahuan orang tua terhadap anak, dan transfer akhlak orang tua terhadap anak. “Hal ini juga bisa menghindarkan anak dari bahaya dunia malam yang mengincar, mulai dari narkoba, kekerasan dan lain sebagainya yang mengancam kepribadian anak,” ungkapnya.

Karenanya Walikota mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menghidupkan kembali tradisi membaca/tadarus Al-Quran setiap selesai sholat maghrib, dan masyarakat dapat memanfaatkan waktu antara maghrib dan isya untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, sekaligus memperdalam wawasan keagamaannya. (starberita)