Takengon, Seputar Aceh – Yusradi Usman Algayoni, penulis biografi seniman Aceh AR Moese, mengaku kecewa setelah rencana penerbitan biografi yang ditulisnya gagal didanai oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

Menurut Yusra, buku itu diharapkan mampu menjadi motivasi bagi seniman Aceh agar dapat berkarya secara totalitas dalam seni musik etnik meski hanya menggunakan not-not angka, seperti dilakukan AR Moese.

“Alasan Pemda tidak mempunyai dana untuk cetak buku biografi AR Moese terkesan

sangat dibuat-buat dan naïf,” katanya.

Menurut dia, selama ini AR Moese sudah menjadi ikon seniman dataran tinggi Gayo. Ia seorang maestro dan salah satu karyanya dijadikan lagu wajib daerah, yakni “Tawar Sedenge”, yang dalam upacara tertentu dinyanyikan setelah “Indonesia Raya”.

Sekretaris Vistaga, Khalisuddin, yang dipercaya untuk melobi pendanaan pencetakan buku biografi almarhum AR Moese mengatakan akan mengupayakan cara lain agar buku itu diterbitkan. [sa-asf]