Pekanbaru — Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Kusnan Rahmin mengatakan, perusahaannya berkomitmen untuk melakukan pengelolaan hutan tanpa bakar, serta menularkannya kepada masyarakat di sekitar wilayah kerja melalui pembentukan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA).

“RAPP telah menginvestasikan jutaan dolar AS untuk peralatan pengelolaan hutan tanpa bakar serta pelatihan pencegahan kebakaran. Bahkan, kami melakukan pelatihan masyarakat sekitar untuk mengetahui bagaimana cara-cara pencegahan kebakaran sekaligus mengkampanyekan no burn policy,” kata Kusnan di Pekanbaru, Sabtu (9/2).

Ia menjelaskan “no burn policy” merupakan upaya yang pro-aktif untuk mengelola hutan dan lahan tanpa membakarnya dengan mengintegrasikan manajemen bahan bakar, pencegahan kebakaran dan meminimalisir kebakaran dalam kesatuan sistem penanaman kayu yang berkelanjutan.

Sebab, ia menyadari ancaman serius yang menyebabkan terjadinya kebakaran pada hutan berasal dari konversi lahan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab pada saat membuka lahan perkebunan.

Untuk memitigasi ancaman ini, lanjutnya, Tim Terpadu Reaksi Cepat RAPP melakukan pengawasan intensif terhadap ancaman kebakaran, dan melakukan patroli darat maupun dari udara untuk merespon setiap adanya api yang mengancam tanaman yang berada di perbatasan.

Menurut dia, RAPP menjadi anggota “Fire Management Actions Alliance” yang dikoordinasikan oleh FAO sejak Mei 2007.

“RAPP juga membentuk kelompok Masyarakat Peduli Api di desa sekitar area konsesi berupa kelembagaan, bantuan infrastruktur, dan pelatihan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap bahaya kebakaran,” katanya.

Sinergi perusahaan dan masyarakat sekitar wilayah kerja, lanjut Kusnan, diharapkan bisa meningkatkan iklim kerja yang kondusif dan produktif. Selain itu tentunya untuk terus menjaga kelestarian lingkungan agar tidak rusak akibat kebakaran.

Ia menambahkan, RAPP menargetkan produksi dua juta ton bubur kertas untuk tahun ini yang sebagian besar untuk ekspor dan pasar domestik. Sedangkan, untuk produk turunannya seperti kertas, ditargetkan produksinya mencapai sekitar 800 ribu ton. (ant)