Lhokseumawe, Seputar Aceh – Kawanan gajah kembali mengusik pemukiman warga di Desa Buket Linteung, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, Rabu (4/11). Puluhan ekor satwa dilindungi itu mengobrak-abrik puluhan hektare kebun milik penduduk. Sejauh ini belum ada laporan mengenai korban jiwa.

Geusyik Buket Linteung, Abdul Samad, mengatakan warga di desanya kini mulai dihinggapi rasa takut beraktifitas di luar rumah setelah kawanan gajah tiba-tiba masuk kampung dan merusak kebun. Gajah-gajah itu telah meninggalkan kampung, tapi warga masih takut.

”Perkampungan di sekitar ini sering menjadi sasaran gajah,” kata Abdul Samad kepada Seputar Aceh, Kamis (5/11) pagi.

Menurut dia, intensitas serangan satwa liar seperti gajah dan harimau meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Warga di sana telah menempuh berbagai cara untuk menghalau kawanan gajah yang masuk kampung, termasuk meledakkan petasan. Tapi, gajah masih berani kembali ke kampung.

Manager LSM Selamatkan Isi Alam Flora dan Fauna (Silfa) wilayah I Aceh, Hafri Husaini, mengatakan hasil investigasi menunjukan salah satu penyebab konflik gajah dan manusia di Aceh Utara adalah perburuan gading. Penelitian lembaga ini menemukan sejumlah gajah sakit dan mati di hutan.

Menurut data Silfa, Aceh Utara merupakan jalur pergerakan kawanan gajah dengan intensitas paling tinggi. Kecamatan Nisam, Sawang dan Langkahan menjadi kawasan yang paling sering menerima imbas “aksi balas dendam” satwa tersebut. [sa-rza]