Singapura — Harga emas tercatat positif pada perdagangan Senin (19/11) di Asia. Kenaikan ini ditopang pelemahan dolar AS bersamaan dengan upaya Jepang mengendalikan inflasi 3% jelang pemilu.
Harga emas untuk pengiriman Desember naik 0,5% ke US$1.722,60 per ons di perdagangan elektronik. Harga emas telah naik mendekati US$1 dari Jumat pekan lalu di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Untuk indeks DXY turun 0,1% ke 81,07 dari 81,28 di AS pada pekan kemarin.
Pasar emas mencermati perkembangan politik di AS dalam menghindari tebing fiskal. Sebab kondisi tersebut dapat mengancam perekonomian AS ke dalam resesi dengan kenaikan pajak dan penghematan anggaran.
Emas sering berbalik arah dengan gerakan dolar AS. Tetapi juga cenderung mendapatkan kenaikan saat situasi tidak ada kepastian. Sebab emas termasuk komoditas lindung nilai.
Bursa saham Asia mayoritas menguat seperti indeks Hang Seng naik 0,1%, indeks Nikkei naik 1,4%, indeks STI naik 0,1%, indeks Shanghai turun 0,5%, indeks Kospi naik 0,9%, indeks ASX naik 0,5%.
Untuk kurs EUR/USD naik 0,1% ke 1,2759, kurs USD/JPY naik 0,04% 81,30, dan kurs EUR/JPY naik 0,1% ke 103,72.
Minyak mentah AS untuk pengiriman Desember naik 81 sen menjadi US$87,73 per barel melalui transaksi elektronik di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Untuk minyak jenis Brent naik 55 sen menjadi US$109,50 per barel di London.
Sementara harga emas naik 0,4% ke US$1.721,50 per ons, harga perak naik 0,6% ke US$32,58 per ons, harga tembaga naik 0,65 ke US$3,4 per pon dan platinum naik 0,4% ke US$1.568,30. (inilah.com)
Belum ada komentar